Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Tolak Sumbangan Dana Asing untuk Pemilu

Kompas.com - 07/06/2013, 14:29 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai, penggunaan dana asing untuk penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) rawan akan pelanggaran. Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengungkapkan, sebaiknya penyelenggaraan pemilu sepenuhnya menggunakan dana yang bersumber dari negara.

"Kami juga cenderung (berpendapat) dana untuk pemilu yang baiknya mempergunakan APBD dan APBN," kata Zulkarnain saat memaparkan hasil diskusi pimpinan KPK dengan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Jakarta, Jumat (7/6/2013).

Menurut Zulkarnain, penggunaan dana sumbangan asing untuk pemilu akan sulit dipertanggungjawabkan. Sementara itu, menurut ketetapan Kementerian Keuangan, lanjutnya, dana yang digunakan untuk penyelenggaraan pemilu harus jelas sumber, pemakaiannya, dan laporan pertanggungjawabannya.

"Mendagri sudah berikan aturan juga bahwa dana APBN untuk pemilu bisa dipertanggungjawabkan, bisa diaudit, dan harusnya yang di luar APBN juga bisa dilaporkan secara baik, sumbernya, dan untuk apa," tutur Zulkarnain.

Dia juga mengatakan, selain membahas masalah pendanaan pemilu, diskusi KPK dengan DKPP juga membicarakan soal pelaksanaan pemilu yang berintegritas serta berkualitas. Sejauh ini, menurut Zulkarnain, KPK telah mengawal pemilu agar berjalan sesuai dengan prinsip integritas. Namun, lanjutnya, pengawasan baru sebatas pada pengecekan laporan harta kekayaan para peserta pemilu.

"Tapi itu masih terbatas fokus pada laporan LHKPN (laporan harta kekayaan penyelenggara negara), dan karena waktunya terbatas, kita fokus pada harta yang dilaporkan dan asal usulnya," ucap Zulkarnain.

Ketua DKPP Jimly Asshidiqie yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut mengatakan, DKPP mendapat dukungan KPK untuk mendorong pemilu yang berintegritas. DKPP ingin penyelenggaraan pemilu masuk dalam sistem integritas nasional.

"Kita mau diskusikan bagaimana KPK bangun sistem itu. KPK sendiri menyampaikan, Abraham sampaikan dukungannya kepada DKPP dan berharap komunikasi kerja sama DKPP dengan KPK terus berjalan untuk mengawal pemilu integritas," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com