Tanggal 5 September 2012, letupan kecil diikuti
Dalam sidang perkara terorisme dengan terdakwa Arif
Thorik yang pernah dibaiat Arif memang ingin berkenalan dengan orang yang dapat membuat bom rakitan. Setelah berkenalan dengan Sofian, Thorik pun bergabung dengan kelompok Sofian. Pada Juni 2012, Thorik mulai belajar membuat bom di sebuah rumah kontrakan di Bojong Gede, Bogor. Thorik belajar membuat bom dengan Anwar, tersangka kasus teror yang tewas terkena ledakan bom rakitan.
Sosok Anwar ternyata memiliki keterkaitan dengan kelompok teror di Solo, seperti Rudi Kurnia dan Badri Hartono. Menurut Sofian yang menjadi saksi untuk terdakwa Arif, Anwar belajar membuat bom dengan Rudi di Solo. Ia menambahkan, pembuatan bom di rumah Rudi di Solo direncanakan mau dibawa ke Poso. Mengapa? ”Awal 2012 ada berita penyerangan,” kata Sofian.
Sofian menambahkan,
Dengan ilmu cara membuat bom yang diperoleh Anwar dari Rudi itu, Anwar akhirnya dapat mengajari orang lain, seperti Thorik, untuk membuat bom juga. Thorik yang ”setengah mahir” akhirnya berinisiatif membuat bom.
Setidaknya ada tiga bom yang sudah dibuat Thorik di rumahnya di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Namun, karena mungkin ada hal yang kurang sempurna atau kurang hati-hati, bahan-bahan peledak di rumah Thorik mengeluarkan asap dan bunyi letupan.
Dari kesaksian Sofian itu terlihat bahwa jaringan kelompok terdakwa kasus teror di Bojong Gede, Bogor, memiliki keterkaitan dengan kelompok Rudi Kurnia dan Badri Hartono di Solo. Badri dan Rudi ditangkap polisi antiteror pada 22 September 2012.