Jakarta, Kompas -
”Kami sudah melakukan evaluasi internal. Segera akan saya lihat kembali apakah ada proses pendidikan yang kurang baik atau kurang benar. Ini perlu penelitian. Kami akan evaluasi untuk pembenahan ke depan,” kata Moeldoko, Senin (20/5), di Kantor Presiden, Jakarta.
Moeldoko bersama KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo dan Komandan Kodiklat TNI AD Letjen Gatot Nurmantyo
Beberapa bulan silam, 11 prajurit Kopassus menyerang
Dalam jumpa pers, Pramono menyampaikan, Presiden meminta agar TNI AD menjaga kekompakan internal dan kekompakan dengan rakyat, TNI AU, TNI AL, serta Polri. ”Hal ini perlu agar tidak ada kendala dalam memberikan bantuan kepada kepolisian sehingga bisa cepat mengatasi kejadian yang dapat merobek persatuan dan kesatuan,” ujarnya.
Ada enam pesan lain yang diberikan Presiden kepada TNI AD. Presiden meminta kepada TNI AD untuk meneruskan pola kepemimpinan dan manajemen TNI AD yang selama ini dinilai sudah baik. ”Presiden juga menyatakan bahwa TNI yang diharapkan oleh rakyat adalah TNI yang profesional. Karena itu, agar dilanjutkan modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan),” ujar Pramono.
TNI AD diminta pula untuk terus meningkatkan kesejahteraan prajurit, menjalin kedekatan dengan rakyat, tidak terlibat politik praktis menjelang Pemilu 2014, dan tertib dalam urusan keuangan pengadaan alutsista. ”(Pengadaan alutsista) harus dilaksanakan secara transparan, terbuka, sehingga tidak ada kesan penggunaan anggaran yang kurang tepat,” kata Pramono.
Menurut Moeldoko, terkait pengadaan alutsista, dia bersikap terbuka kepada seluruh jajaran. ”Tidak ada lagi, istilahnya, ini orangnya Moeldoko atau siapa,” kata Wakil KSAD itu.
Saat mengumumkan penunjukan Moeldoko, Yudhoyono menyatakan, Pramono akan pensiun. Ia pun menyetujui usul Panglima TNI soal pengganti Pramono. Moeldoko dilantik di Istana Negara, Rabu besok.