Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkonflik Tanpa Kekerasan

Kompas.com - 13/05/2013, 02:39 WIB

Kesadaran subyektif

Setelah kelembagaan dialog, materi kedua untuk mengonstruksi komunikasi inklusif adalah kesadaran subyektif berkonflik dalam sistem demokrasi. Sesungguhnya demokrasi menyediakan kebebasan sekaligus mengisi kesadaran subyektif dengan nilai kebaikan, seperti toleransi, keadilan, dan kesetaraan yang memihak praktik perdamaian.

Nilai kebaikan dalam kesadaran subyektif, meminjam istilah Hannah Arend dalam The Life of the Mind (1978), membangun kecerdasan berpikir dan bertindak. Dengan begitu, demokrasi secara ideal membentuk kesadaran subyektif masyarakat yang cerdas mengelola konflik secara demokratis. Suatu kecerdasan yang ditandai oleh reproduksi nilai kebaikan demokrasi yang damai.

Akan tetapi, runtutan konflik penuh adegan kekerasan di Indonesia mengindikasikan masyarakat masih tidak cerdas mengelola konflik. Masyarakat, dengan berbagai kelompok kepentingan di dalamnya, mudah merusak bangunan publik, menyerang tetangga desa, bahkan membunuh anggota komunitas lain. Praktik kekerasan menyebabkan masyarakat kian bodoh dan kehilangan kemampuan mendeteksi pemecahan akar masalah konflik.

Ketika ketidakhadiran kelembagaan dialog dan ketidakcerdasan mengelola konflik menyublim sebagai fakta sosial, komunikasi inklusif hanya fatamorgana. Oleh karena itu, sejarah konflik dalam kehidupan berbangsa-bernegara dalam rentang demokratisasi cenderung sarat oleh kekerasan. Laporan Sistem Nasional Pemantau Kekerasan periode Mei-Agustus 2012 di sembilan provinsi memperlihatkan 1.516 insiden konflik kekerasan, menyebabkan 192 orang tewas, 1.958 cedera, dan 261 bangunan rusak.

Laporan ini suatu peringatan: aktor negara dan non-negara telah gagal berkonflik secara demokratis. Untuk itu, kepemimpinan dalam struktur kekuasaan negara dan masyarakat perlu bekerja sama mengonstruksi komunikasi inklusif. Negara harus memasang niat politik lebih kuat dalam menyediakan kelembagaan dialog, sedangkan masyarakat mengisi kesadaran subyektif dengan nilai kebaikan demokrasi agar cerdas mengelola konflik.

Novri Susan Sosiolog Unair dan Direktur Lembaga Konsultasi Konflik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com