Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firman Minta BIN Pastikan Rainbow Warrior

Kompas.com - 07/05/2013, 20:44 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapal Rainbow Warrior milik organisasi lingkungan Greenpeace pada 9 Mei 2013 mendatang tiba di Pelabuhan Jayapura, Papua, untuk memulai kampanyenya di Indonesia. Pemerintah dan Badan Intelijen Negara (BIN) diminta memastikan maksud dan tujuan kedatangan kapal ini.

"Saya sudah meminta pihak Badan Intelijen Negara melihat tujuan mereka. Jangan sampai kedatangannya hendak melakukan black campaign akan produk/komoditas kita, sehingga tak laku di pasar internasional," kata Firman Soebagyo, Wakil Ketua Komisi IV DPR, saat dihubungi Selasa (7/5/2013) malam di Jakarta.

Kapal Rainbow Warrior ini kini telah bertolak dari Australia. Awal perjalanan dipilih Papua, karena lebih dekat dari Australia. Dari Jayapura, kapal berlayar ke Manokwari, Sorong, Bali, dan tiba di Jakarta bulan Juni.

Firman mengatakan, Greenpeace sudah dikenal sebagai organisasi yang selalu membuat manuver provokatif. Karena itu, menurut dia  lazim jika kedatangan Greenpeace selalu diwaspadai.

"Indonesia adalah negara berdaulat. Siapa pun yang masuk ke Indonesia harus taat pada perundangan di Indonesia. Jangan berbuat seenaknya di sini. Kalau ada indikasi black campaign, tolak saja," cetusnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia juga negara ramah yang bisa menerima kedatangan orang/organisasi asing. Sepanjang, tujuannya tidak merugikan Indonesia. "Kalau masuk baik-baik dan tidak berbuat macam-macam yang provokatif, kita welcome. Beri solusi, tidak sekadar teriak-teriak," kata Firman.

Terkait tudingan ini Kepala Greenpeace Indonesia, Longgina Ginting, mengatakan, suara penolakan kedatangan Kapal Rainbow Warrior tidak mewakili suara parlemen. Ia mengatakan, aktivitas dan tujuan kedatangan kapal kampanye ini selaras dengan regulasi Indonesia yang menentang perusakan lingkungan.

Kedatangan kapal Greenpeace dengan nama Rainbow Warrior ini bakal menjadi kunjungan keempat di Indonesia. Kunjungan pertama dilakukan Januari 2004 saat Konvensi Keanekaragaman Hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedua pada 2005, kapal ini membantu pertolongan medis Medecins Sans Frontieres ke wilayah Indonesia pasca tsunami, dan pada 2007 ke Bali untuk mempromosikan perlindungan hutan saat Konvensi Iklim PBB ke-13.

Pada 2010, Kapal Rainbow Warrior (II) sempat ditolak masuk ke perairan Indonesia, dalam rangkaian Turn the Tide Asia Tenggara. Kapal Rainbow Warrior (I) berlayar pada 1978 sebelum dibom Pemerintah Perancis (1985).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com