Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tri Dianto: Bukan KLB Tandingan, tapi KLB Resmi

Kompas.com - 19/04/2013, 19:05 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Cilacap Partai Demokrat, Tri Diyanto, mengatakan akan menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB) resmi. Hal tersebut akan akan dilakukannya jika gugatan yang ia layangkan sudah dikabulkan.

Tri melayangkan gugatan atas hasil KLB Partai Demokrat yang berlangsung di Bali bulan lalu. Menurutnya, hasil KLB tersebut cacat hukum.

"Kalau gugatannya dikabulkan PN, bukan KLB tandingan lagi, tapi KLB resmi," kata Tri saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2013).

Tri mengatakan, saat ini, ia sudah mendapatkan dukungan dari 215 DPC, 3 DPD, dan 17 sekretaris DPD. Ia sangat yakin akan dapat melaksanakan KLB resmi karena telah mendapatkan banyak dukungan. Sampai saat ini, ia masih mencari dukungan sampai mendapatkan 300 dukungan dari DPC, DPD, dan sekretaris DPD.

Meski demikan, sebelum menggelar KLB resmi tersebut, Tri akan menunggu sampai gugatannya diterima terlebih dahulu oleh PN Pusat. "Kita gugat dulu, tapi proses KLB-nya tetap berjalan," kata Tri.

Tri menggugat hasil KLB Partai Demokrat dengan pertimbangan bahwa hasil KLB tersebut cacat hukum dan tidak sah. Ia juga menyebutkan bahwa Majelis Tinggi Partai Demokrat tidak pernah mengadakan rapat-rapat dalam rangka menyelenggarakan KLB.

Pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, itu juga mengakui bahwa dirinya tidak diperbolehkan masuk pada saat KLB berlangsung. Setelah itu, Tri menunjukkan sebuah buku panduan KLB tersebut. Di dalam susunan acara buku itu, tertulis bahwa pada bagian penutup, akan ada sambutan dari Ketua Dewan Pembina atau Ketua Umum DPP Partai Demokrat, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.

"Buku panduan kegiatan itu kan dibikin sebelum KLB. Di sini tertulis penutupan disambut oleh Ketua Umum Partai Demokrat SBY. Jelas sekali ini rekayasa dan kudeta santun atas Mas Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Jadi, dipaksakan SBY menjadi ketum," kata Tri.

Anas mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat sekaligus menyatakan keluar dari partai tersebut setelah ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan pusat olahraga di Hambalang, Jawa Barat. Posisinya kini digantikan oleh SBY, yang juga menjadi Ketua Majelis Tinggi serta Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com