Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Jatim Rumah Besar NU, Gubernurnya Harus NU

Kompas.com - 14/04/2013, 16:59 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Slamet Effendi Yusuf mengharapkan Gubernur Jawa Timur nanti berasal dari kalangan Nahdatul Ulama (NU). Ia menilai Jawa Timur merupakan rumah besar bagi NU karena NU dilahirkan dan dibesarkan dari provinsi tersebut.

Slamet mengimbau kepada seluruh warga NU dan semua elemen, sayap, maupun badan otonom NU di Jawa Timur untuk mendukung siapa pun calon gubernur dari kalangan NU pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jatim pada Agustus mendatang. "Ini bukan imbauan lembaga karena NU tidak boleh terlibat dalam politik praktis, atau dukung mendukung cagub," katanya di Surabaya, Minggu (14/4/2013).

Slamet mengatakan, figur pemimpin NU sangat penting bagi warga Jawa Timur karena warga NU secara sosial dan politik cukup mendominasi di seluruh lini kehidupan di Jawa Timur. "Jika pemimpinnya NU, berarti semua kepentingan sebagian besar warga di Jatim akan terpenuhi karena 70 persen warga Jatim adalah nahdliyin," ujarnya.

Pada Pilgub Jatim nanti, setidaknya dua tokoh NU akan dipastikan menjadi kontestan, tetapi keduanya maju dengan pasangan berbeda. Keduanya adalah Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansah dan salah satu Ketua PBNU, Saifullah Yusuf, yang kini menjabat wagub petahana di Jatim.

Khofifah maju dengan rekomendasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sementara Saifullah tetap maju bersama cagub Soekarwo dengan dukungan sebagian besar parpol parlemen, seperti PPP, PAN, Demokrat, Golkar, Hanura, Gerindra, dan PKS. Tidak hanya itu, keduanya juga mendapat dukungan dari sebagian partai non parlemen yang tergabung dalam Asosiasi Partai Non Parlemen (APNP) Jatim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com