JAKARTA, KOMPAS.com — Adanya sejumlah menteri yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif hendaknya tidak perlu dirisaukan oleh banyak pihak. Sebab, para menteri masih akan fokus mengurus kerjanya di pemerintahan tanpa terganggu dengan masa kampanye di daerah pemilihan masing-masing.
"Masa kampanye yang mengharuskan para menteri cuti itu nanti hanya pada saat kampanye terbuka dan itu juga nanti hanya berlangsung dua minggu. Selebihnya para menteri yang mendaftar sebagai caleg hanya kampanye pada saat Sabtu dan Minggu," kata Sekertaris Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu, Sabtu (13/4/2013) di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat.
Khatibul mengatakan, problem utama partai-partai baru yang terbentuk pascareformasi termasuk dalam hal ini adalah Partai Demokrat adalah sulitnya mencari kader yang berkualitas dan loyal terhadap partai dan para menteri adalah contoh kader yang sudah teruji akan kualitas dan loyalitasnya.
"Mencari kader itu susah. Partai Demokrat lebih mengedepankan caleg-caleg incumbent. Sebab, sudah teruji dibanding yang masih baru. Loyalitas kader diuji ketika dia ada masalah. Jangan ketika ada masalah, menjelek-jelekan partai," ujar Khatibul.
Sekjen PPP M Romahurmuziy memiliki pendapat berbeda dengan Khotibul. Menurut Romahurmuziy, PPP melarang menteri dari partainya untuk menjadi caleg untuk memberi peluang regenerasi terhadap kader-kader muda partai.
"Karena pemerintah sekarang tengah disororot. Jadi, supaya menteri lebih fokus mengurusi rakyat daripada mengurusi dapilnya. Selain itu, kami ingin ada regenerasi. Kalau menteri yang jadi caleg sama saja dengan saat zaman Orde Baru," kata Romahurmuziy.
Baik Khatibul maupun Romahurmuziy hadir dalam acara diskusi caleg yang diadakan oleh Sindo Trijaya. Selain mereka berdua, hadir pula Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin dan Direktur Advokasi dan Monitoring Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Ronald Rofiandi.
Berita terkait, baca :
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.