Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Soal Yenny Wahid, Shinta Mengatakan, Tanya Pak SBY

Kompas.com - 08/04/2013, 04:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Istri almarhum mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Shinta Nuriah Wahid, juga tampak hadir menyaksikan acara pergelaran wayang kulit yang diselenggarakan di Gedung Pengurus Besar Nadahtul Ulama (PBNU) di jalan Kramat Raya, Salemba, Jakarta Pusat, Minggu.

Shinta Nuriah Wahid hadir pada kesempatan acara sama yang juga dihadiri mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Namun, Shinta tidak mengikutinya hingga acara pergelaran wayang kulit berakhir.

Sekitar pukul 22.00 WIB, ibunda Yenny Wahid itu pulang terlebih dahulu. Awak media yang tengah menunggu di depan gerbang gedung PBNU lantas menanyakan status putrinya, Yenny Wahid, yang saat ini telah resmi bergabung di Partai Demokrat.

Namun, Shinta enggan mengomentari terkait putrinya yang bergabung pada partai berkuasa saat ini itu. "Ibu setuju bu ya?," tanya awak media. Shinta pun menjawabnya singkat, "Tanya saja di Pak SBY," jawabnya, Minggu (7/4/2013) malam.

Shinta yang mengenakan busana muslim berwarna merah muda itu ditemani beberapa ajudan, kemudian diantar menaiki mobil Mercedes Benz warna silver nomor polisi B 1277 HF.

Hingga pukul 23.00 WIB ini, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum masih berada di gedung PBNU. Anas terlihat menikmati acara pewayangan yang berkisah tentang tokoh wayang Bambang Wisanggeni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com