JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta tidak perlu mengkhawatirkan gerakan Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI). Presiden seharusnya fokus dalam penyelesaian berbagai isu yang jauh lebih penting belakangan ini.
"Yang harus ditakutkan itu koruptor yang semakin kuat mencuri hak rakyat, kelompok yang melakukan aksi pengadilan jalanan, dan kelompok yang menafikan golongan minoritas. Itu yang harus jadi perhatian pemerintah," kata politisi Partai Golkar, Nurul Arifin, di Jakarta, Senin (25/3/2013).
Nurul mengatakan, impian menggulingkan pemerintahan SBY-Boediono sama seperti mimpi di siang bolong. Memberhentikan presiden dan wakil presiden di tengah masa jabatan, kata dia, tidak mungkin berhasil tanpa dukungan rakyat.
"Mimpi kudeta ini seperti lelucon karena rakyat tidak terlibat sama sekali. Padahal, kudeta baru bisa terjadi jika rakyat terlibat," kata anggota Komisi I DPR itu. Dia menambahkan, aksi MKRI malah kontraproduktif dan justru menimbulkan antipati di masyarakat. Rakyat hanya ingin merasakan kedamaian yang konkret menyangkut hak hidupnya.
"Lebih baik (MKRI) menyumbang gagasan kepada pemerintah tentang hal-hal produktif untuk menjawab permasalahan yang ada. Itu baru demokratis," pungkas Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu.
Seperti diberitakan, MKRI memulai gerakannya hari ini. Tujuan mereka, menggulingkan pemerintahan SBY-Boediono sebelum Pemilu 2014. Setelah itu, mereka akan membentuk pemerintahan transisi untuk menyiapkan pemilu. Akhirnya, terbentuk pemerintahan baru. Tapi, yang terjadi bukanlah aksi demonstrasi besar-besaran, melainkan bagi-bagi sembako.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.