JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua menilai pencalonan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Saan Mustopa sebagai ketua umum akan menemukan kendala. Pasalnya, Saan terlihat terlalu mewakili kubu Anas Urbaningrum.
"Kelihatan sekali dia mau mewakili kelompok Anas, nanti apa akan terverifikasi oleh Majelis Tinggi?" kata Max, saat dihubungi wartawan, Kamis (14/3/2013).
Ia mengatakan, pencalonan Saan tidaklah istimewa. Max pun mempertanyakan alasan Saan untuk maju dalam bursa calon ketua umum (ketum). "Dia saja baru dua tahun jadi wasekjen. Masuk di Demokrat juga Plt Karawang," katanya.
Sebelumnya, Saan mengaku masih mempertimbingkan rencananya maju sebagai calon ketua umum Partai Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum. Saan menuturkan bahwa pada Kamis malam ini dia akan berkonsultasi dengan para koleganya, termasuk Anas. Terkait anggapan miring atas pencalonannya sebagai ketua umum, Saan mengaku tak terlalu memedulikannya.
"Ya itu terserah sajalah. Saya enggak masalah," katanya.
Selain itu, Saan mengatakan dirinya bukanlah orang baru di Partai Demokrat. "Saya sudah delapan tahun di partai ini. Sejak 2005 saya sudah jadi Ketua DPC Karawang," ucapnya.
Bursa kursi ketua umum Partai Demokrat kini kian panas dengan munculnya sejumlah nama yang digadang menjadi pengganti Anas Urbaningrum. Dari kalangan internal, nama yang disebut-sebut yakni Hadi Utomo (mantan Ketua Umum Partai Demokrat), Marzuki Alie (Wakil Ketua Dewan Pembina), Edhie Baskoro Yudhoyono (Sekjen), Saan Mustopa (Wakil Sekjen), dan Ny Ani Yudhoyono.
Dari kalangan eksternal, yakni Djoko Suyanto (Menkopolhukam), Jenderal TNI Pramono Edhie (Kasad), dan Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan). Semua kandidat akan dipilih dalam forum Kongres Luar Biasa yang akan dilakukan pada tanggal 30-31 Maret 2013 di Denpasar, Bali.
Menjelang KLB, sejumlah politisi Partai Demokrat mendukung agar mekanisme pemilihan akan berlangsung aklamasi. Dalam artian, nantinya SBY yang menyaring semua calon dan kemudian dikeluarkan ke peserta kongres untuk dipilih.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik:
Krisis Demokrat