Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Kondisi Aman Kembali ke Kebun Sawit

Kompas.com - 11/03/2013, 08:06 WIB

KOMPAS.com — Embara Budi, kompleks perumahan karyawan perusahaan sawit Felda Sahabat di Lahad Datu, Sabah, Malaysia, mendadak ramai, Jumat (8/3/2013), saat jajaran Konsulat Republik Indonesia di Tawau datang. Tawa dan canda pun terdengar dari tempat relokasi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di perkebunan itu.

Sebanyak 108 TKI dari Felda Sahabat 17, sejak 14 Februari lalu, dipindahkan ke Embara Budi bersama anggota keluarga mereka. Total ada 193 warga Indonesia yang direlokasi.

Tempat kerja mereka, Felda Sahabat 17, letaknya bersebelahan Kampung Tanduo, yang menjadi pusat kontak senjata antara kelompok penyusup yang mengaku keturunan Kesultanan Sulu dari Filipina dan pasukan Pemerintah Malaysia. Hanya beberapa hari setelah kelompok bersenjata mendarat, para pekerja langsung dipindahkan ke Embara Budi, 9 kilometer dari Kampung Tanduo.

Selain mereka, sekitar 1.100 warga Malaysia penduduk sekitar Kampung Tanduo juga ikut direlokasi ke Embara Budi. Kompleks ini dijaga ketat aparat Polisi Diraja Malaysia yang bersenjata. Karena itu, Agus (41), salah satu TKI di Embara Budi, tak merasa khawatir. Meskipun fasilitas di tempat ini berbeda dari mes karyawan yang ditempati sebelumnya, ia tak mempermasalahkan selama keamanan keluarga dan gaji terjamin.

Di Embara Budi, mereka membaur dalam beberapa ruangan. Mereka tak sempat membawa banyak barang. Tinggal dan tidur bersama-sama serta berdesak-desakan memang kurang nyaman. Yang penting, ada tempat aman untuk mereka.

Agus, lelaki asal Jeneponto, Makassar, bercerita, pada 12 Februari pagi, dari mes dia melihat bendera berkibar di Kampung Tanduo. Dia juga melihat orang-orang berbaris, tetapi tak berpakaian militer.

”Saya tak tahu itu bendera apa. Saat itu saya tak berani mendekat. Perasaan saya sudah tidak enak. Namun, perusahaan segera merelokasi kami. Ketika terjadi tembak-menembak, kami sudah aman di sini,” katanya.

Amir Lukman, TKI asal Makale, Toraja, yakin konflik bersenjata segera berakhir. ”Saya bilang ke teman-teman, kita aman karena kita dipegang oleh Pemerintah Malaysia, juga Pemerintah Indonesia,” kata Amir dengan bersemangat.

Widoratno Rahendra Djaya, Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat RI di Tawau, memberi semangat kepada para TKI dan meminta mereka tidak putus asa.

”Ini adalah cobaan, tamu tak diundang, tak ada yang menginginkan. Yang lolos cobaan, dia menjadi pemenang. Perusahaan sudah memberi yang terbaik. Tunjukkan kalian adalah tulang punggung perusahaan,” ujarnya.

Harapan agar terwujud suasana tenang disampaikan Nursiah, TKI asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang bekerja di Felda Sahabat 12. Selepas kerja, ia datang ke Embara Budi untuk menengok rekannya, saling membagi cerita dan semangat.

”Sudah empat kali saya mendengar suara seperti ledakan bom. Saya sampai menangis karena takut. Semoga cepat berakhir kondisi ini, dan keadaan membaik seperti semula,” ujar Nursiah, ibu enam anak yang bekerja di perkebunan sawit selama 20 tahun terakhir.

Roserun, Manajer Umum Felda Sahabat Regional Selatan, mengungkapkan, dalam kondisi seperti ini tak ada yang bisa memberi jaminan keamanan 100 persen. ”Pemerintah sudah meningkatkan pengamanan, dan saya rasa itu cukup. Jarak tempat ini ke Tanduo hanya 9 kilometer, tetapi pengamannya berlapis-lapis,” ujarnya.

Perusahaan bertanggung jawab pada tenaga kerja. Mereka tak bisa bekerja bukan karena disengaja. ”Yang tidak bekerja, gajinya masih dibayar. Tentang keselamatan, kami pun tak mau ambil risiko. Jika ada kawasan berbahaya, aktivitas di perkebunan kami hentikan,” katanya.

TKI yang bekerja di perusahaan sawit adalah tulang punggung industri sawit di Malaysia. Penghasilan dari bekerja di perusahaan sawit memberi nafkah bagi pekerja. Keduanya saling membutuhkan. Namun, sebulan terakhir keamanan mereka terenggut.(Lukas Adi Prasetya, dari Sabah, Malaysia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com