Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Akui Sebut Nama

Kompas.com - 09/03/2013, 02:11 WIB

Tangerang Selatan, Kompas - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengakui, ada pembicaraan terkait kasus Century dalam pertemuan dengan sejumlah pihak di rumahnya seusai ia ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang. Namun, nama-nama itu tidak terkait dengan aliran dana talangan Bank Century Rp 6,7 triliun yang diduga diselewengkan.

”Kan, sudah dijelaskan, kalau diskusi soal Century pasti menyangkut peristiwa-peristiwa. Kalau menyangkut peristiwa pasti ada nama-nama, itu sudah pasti. Tetapi, tidak ada pembicaraan nama terkait aliran dana, tidak ada,” kata Anas seusai bertemu dengan sejumlah tokoh nasional di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, di Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (8/3).

Dalam acara di UIN itu, hadir pula Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Menteri Dalam Negeri Ryaas Rasyid, dan sejumlah tokoh lain.

Anas menyatakan, pertemuan tersebut hanya silaturahim karena dirinya diundang untuk hadir dalam peresmian masjid di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

”Diundang senior saya, ya hadirlah. Tidak ada kegiatan khusus. Jadi, ada waktu, ada kesempatan untuk hadir. Sama saja ini silaturahim juga, cuma tempatnya yang berbeda,” ujar Anas.

Ditanya soal kasus yang dihadapinya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Anas mengatakan, ia menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang tengah berlangsung. ”Ikuti saja, tidak ada yang khusus. Jadi, namanya kasus hukum, ya ikuti proses hukumnya,” katanya.

Anas juga berharap Komite Etik KPK bisa bekerja maksimal untuk mengusut tuntas kasus dugaan kebocoran surat perintah penyidikan terkait penetapan Anas sebagai tersangka di KPK. ”Mudah-mudahan Komite Etik bekerja maksimal. Mengungkap semua sebenar-benarnya, tidak ada yang disembunyikan, tidak ada yang dilokalisasi,” ujarnya.

Kemarin, Komite Etik KPK meminta keterangan Syarifuddin Hasan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Komite Etik mengklarifikasi sejumlah informasi terkait kemunculan pertama kali berita di media, di mana Syarifuddin menyatakan telah mendapat informasi soal status Anas.

Seusai diperiksa, Syarifuddin mengatakan, ia tidak pernah mengatakan mendapat informasi soal status Anas. Waktu itu, ia memang ditanya wartawan apakah sudah mendengar Anas jadi tersangka. ”Jawaban saya, ’Oh ya, saya tunggu saja kalau begitu’. Tidak lebih, tidak kurang dari itu,” ujarnya.

Hati-hati

Pada kesempatan itu, Ryaas Rasyid berpesan agar Anas hati-hati sehingga tidak dimanfaatkan orang terkait para tamu yang datang ke rumah Anas. ”Sebagai sahabat, saya sampaikan kepada Anas, jangan sampai dirinya dimanfaatkan,” kata Ryaas.

Ryaas menyatakan, tamu-tamu itu bisa datang dengan misi tertentu sesuai tujuan masing-masing. ”Kita memberikan dukungan kepada Anas. Jangan sampai dia dimanfaatkan oleh orang lain dalam situasi seperti ini,” ujarnya.

Anas menampik ada pihak yang berusaha memanfaatkan dirinya. ”Tidak ada, karena yang datang kan silaturahim, ya menyampaikan doa, simpati, dukungan moral, tidak lebih. Hanya itu. Jadi, tidak ada yang provokasi, tidak ada yang diprovokasi, dan tidak ada yang terprovokasi. Saya kira sejauh yang saya ikut tidak ada. Tidak ada juga yang bisa dimanfaatkan,” ungkapnya. (RAY/bil)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com