Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Jerat Fathanah dengan Pencucian Uang

Kompas.com - 07/03/2013, 02:21 WIB

Jakarta, Kompas - Komisi Pemberantasan Korupsi menjerat salah satu tersangka penerima suap dalam kaitan pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian, Ahmad Fathanah, dengan pasal-pasal tindak pidana pencucian uang. KPK langsung menyita sejumlah mobil mewah milik Fathanah yang juga orang dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq.

Fathanah dan Luthfi sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dalam kaitan pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.

”Penyidik KPK telah menemukan bukti-bukti yang mengarah pada dugaan terjadinya tindak pidana pencucian uang yang diduga dilakukan tersangka AF (Ahmad Fathanah),” kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP, di Jakarta, Rabu (6/3).

Adapun pasal-pasal yang disangkakan adalah Pasal 3, Pasal 4, atau Pasal 5 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 Ayat 1 Kesatu KUHP.

Johan mengatakan, KPK telah menyita sejumlah mobil mewah milik Fathanah. ”Penyidik melakukan penyitaan atas sejumlah mobil milik AF, antara lain Toyota Land Cruiser, Alphard, Prado, dan Mercedes Benz,” katanya.

Soal apakah ada tersangka lain dalam kasus sama yang bakal dijerat tindak pidana pencucian uang, Johan mengatakan, KPK masih mengembangkannya. ”Ada dugaan dana ini mengalir ke tempat lainnya. Intinya, kami masih terus mengembangkan kasusnya,” ujarnya tanpa merinci lebih lanjut.

Kemarin KPK kembali memeriksa Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. KPK juga memeriksa Maharany Suciyono, perempuan yang bersama Fathanah saat penangkapan di Hotel Le Meridien, Jakarta.

Untuk Ridwan kemarin adalah pemeriksaan kedua sebagai saksi. Seperti pemeriksaan pertama, Ridwan datang ke KPK setelah menerima dua kali panggilan. Penyidik KPK memeriksa Ridwan hampir 10 jam. Dia datang ke KPK pukul 09.00 dan keluar pukul 19.40. Seperti pemeriksaan sebelumnya, Ridwan tak mau menjawab pertanyaan wartawan.

Ridwan diduga tahu seluk-beluk permainan dalam pengurusan kuota impor daging sapi. Terlebih, menurut Johan, modus kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementan adalah trading of influence (memperdagangkan pengaruh). (BIL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com