Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RNI: Permintaan Anggota DPR Soal Gula 2.000 Ton Tak Wajar

Kompas.com - 27/02/2013, 00:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Kehormatan DPR melakukan konfrontasi dua pihak yang berseteru dalam kasus dugaan permintaan jatah gula 2.000 ton yang dilakukan anggota Dewan kepada Direksi PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Selasa (26/2/2013). Pihak yang dikonfrontasi kali ini yakni Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro dan anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Demokrat Idris Sugeng.

Ketika dikonfrontasi oleh BK, Ismed mengaku sempat terjadi ketidaksesuaian dengan pengakuan Idris. "Tadi ada perbedaan soal permintaan yang dia bantah. Padahal, permintaan 2.000 ton itu ada pada awalnya, tapi saya tolak karena saya mau tegakkan korporasi yang baik," ucap Ismed seusai diperiksa BK, Selasa (26/2/2013).

Ia menjelaskan, pada mulanya Idris Sugeng meminta 2.000 ton gula kepadanya dengan dalih sebagai program corporate social responsibility (CSR). Gula ini rencananya akan diberikan untuk konstituen di daerah pemilihannya. Namun, Ismed mengatakan, permintaan Idris tidak masuk akal.

"Tidak wajar karena saat itu perusahaan sedang merugi, jadinya saya tolak," imbuh Ismed. Menurutnya, gula 2.000 ton itu bisa mencukupi kebutuhan 133.000 orang dalam satu tahun. Ismed pun mengatakan, permintaan Idris cukup berlebihan. Lantaran tidak diberikan jatah gula gratis, sebut Ismed, Idris pun terpaksa membeli gula itu. Tetapi, yang dibeli hanya 6 ton.

"Itu pun menggunakan nama lembaga tertentu," ucap Ismed.

Sementara itu, Idris membantah adanya upaya pemerasan. Menurutnya, yang terjadi adalah pembelian yang sah sesuai dengan harga normal dan itu pun hanya 4 ton. "BK sudah clear saya beli 4 ton dengan 5 kali pembayaran. Saya memang sempat tanyakan permintaan CSR, dia jawab tidak ada lagi karena rugi. Jadi, saya beli untuk baksos Persatuan Istri Demokrat," papar Idris.

Idris pun mengaku namanya dicemarkan dengan adanya laporan dugaan pemerasan yang disampaikan ke BK oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada akhir tahun 2012 silam. Namun, Idris mengaku memaafkan Ismed dan juga Dahlan atas pelaporan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Nasional
    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Nasional
    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Nasional
    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Nasional
    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Nasional
    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    Nasional
    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Nasional
    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Nasional
    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Nasional
    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Nasional
    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com