Meski kewenangan Anas diambil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dukungan kepada Anas di daerah dinilai masih kuat. Menurut Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, faksi di Demokrat yang tidak menyukai Anas diperkirakan tidak akan berani menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk menurunkan Anas. ”Mereka yang ingin menggusur Anas tahu kalau KLB, mereka pasti kalah,” katanya.
Jalan satu-satunya untuk menurunkan Anas, kata Azyumardi, adalah menunggu penetapan status tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, padahal prosesnya masih berlarut-larut. ”Makin berlarut-larut proses hukumnya, makin buruk dampaknya bagi internal Demokrat,” ujarnya.
Dinamika internal Partai Demokrat terus bergerak saat Ibas mundur dari DPR. Surat pengunduran diri Ibas disampaikan kepada Ketua DPR Marzuki Alie, Kamis. ”Secara resmi saya mengundurkan diri dari keanggotaan saya sebagai anggota DPR,” kata Ibas saat jumpa pers di ruang Fraksi Partai Demokrat di Lantai 9 Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Ibas mundur karena ingin berkonsentrasi untuk menjalankan tugas sebagai Sekjen Partai Demokrat. Menurut dia, tugas partai akan menyita banyak waktu, pikiran, dan energi sehingga ia khawatir tidak dapat menjalankan tugas di DPR dengan baik. ”Saya tidak mau memberikan beban dan persoalan kepada Fraksi Partai Demokrat,” tuturnya.
Anggota Komisi I DPR itu mengaku tengah menghadapi berbagai persoalan berat, terutama terkait tugas penyelamatan partai yang kini elektabilitasnya merosot. Sebagai sekretaris
Yudhoyono mendukung langkah Ibas. ”Saya menghormati keputusan Ibas dan secara bulat keluarga mendukung keputusan pengunduran diri dari DPR,” katanya di halaman depan Kantor Presiden. Sebagai ayah, ia merasa bangga karena Ibas bertanggung jawab dan sekaligus meminta maaf atas insiden absensi dalam rangkaian sidang paripurna di DPR beberapa hari lalu.
Menurut Yudhoyono, Ibas berkonsultasi mengenai rencana pengunduran dirinya dengan semua anggota keluarga hingga larut malam. ”Saya, istri, Agus (Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung), dan Ibas dengan tenang serta rasional membahas apa yang dihadapi keluarga saya, bukan hanya Ibas,” paparnya.
Pengamat politik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago mengatakan, keputusan Ibas itu merupakan langkah yang tepat. ”Saya yakin SBY berperan dalam keputusan Ibas mundur itu. Pasti SBY telah memarahi anaknya,” ujar Andrinof.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengaku kehilangan atas pengunduran diri Ibas. Pasalnya, Ibas tergolong rajin dan memiliki pemikiran yang maju terkait dengan bidang tugasnya di Komisi I. Fraksi tetap menyiapkan pengganti Ibas.