Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Bicara Soal Simulator, Nazaruddin Malah Singgung Monas dan Anas

Kompas.com - 14/02/2013, 22:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti biasanya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin tampak bersemangat setiap kali ditanya soal kasus dugaan korupsi Hambalang. Terlebih, jika menyangkut Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Bahkan seusai diminta keterangan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi kasus dugaan korupsi simulator SIM, dia pun lebih suka bertutur seputar kasus Hambalang dan Anas. Nazaruddin kembali menyinggung soal pernyataan Anas yang bersedia digantung di Monas bila melakukan korupsi, seperti saat tiba di gedung KPK sebelum menjalani pemeriksaan.

"Soal Monas saja. Semoga segera Pak Jokowi (Gubernur DKI Jakarta) menyiapkan kepala dinas agama nanti kalau ada yang menyiapkan tali di situ, ada yang doain," ujar Nazaruddin di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (14/2/2013) malam. Alih-alih menjawab pertanyaan wartawan soal dugaan korupsi proyek simulator SIM, Nazaruddin malah mengatakan kalau keterlibatan Anas dalam kasus Hambalang sudah terlihat jelas.

"Intinya gini soal Hambalang, sudah terbukti tentang keterlibatan Anas, cuma yang bukti yang langsung ditransfer itu ya itu, lainnya banyak buktinya," ucap Nazaruddin. Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu pun hanya tersenyum kemudian masuk ke dalam mobil tahanan saat kembali dicecar pertanyaan seputar proyek simulator SIM.

Terkait kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM, Nazaruddin diperiksa sebagai saksi bagi tersangka Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo. Nazar dianggap tahu seputar proyek ini pada 2011 karena perusahaannya diduga ikut tender proyek tersebut.

Ada lima perusahaan yang mengikuti tender proyek senilai Rp 196 miliar itu, Kelima perusahaan tersebut adalah PT Bentina Agung, PT Digo Mitra Slogan, PT Dasma Pertiwi, PT Kolam Intan Prima, dan PT Citra Mandiri Metalindo Abadi. Dua dari lima perusahaan tersebut, yaitu PT Digo Mitra Slogan dan PT Kolam Intan Prima, diduga sebagai milik Nazaruddin, meski keduanya kalah dalam proses tender.

Proyek simulator SIM 2011 itu dimenangi PT Citra Mandiri Metalindo Abadi milik Budi Susanto. Sementara perusahaan Nazaruddin diketahui memenangi tender proyek simulator SIM tahun anggaran 2010. Proyek simulator pada 2010 belum diselidiki atau disidik KPK.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Dugaan Korupsi Korlantas Polri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com