Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luthfi Berharap Anis Menangkan PKS pada Pemilu 2014

Kompas.com - 06/02/2013, 23:28 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq berharap pengurus baru PKS dapat segera menjalankan roda organisasi dan memenangkan PKS dalam Pemilihan Umum 2014.

Luthfi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Presiden PKS setelah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus dugaan korupsi kepengurusan kuota impor daging sapi pada Kementerian Pertanian. Posisi Luthfi kemudian digantikan oleh Anis Matta.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada kepengurusan baru PKS. Mudah-mudahan segera menjalankan roda organisasi dan memenangkan PKS 2014 nanti,” kata Luthfi seusai diperiksa di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (6/2/2013).

Luthfi juga menyampaikan kepada warga di daerah pemilihannya, yakni Jawa Timur V, bahwa dirinya sudah mengundurkan diri dari keanggotaan DPR. Dia berharap kader PKS yang menggantikan posisinya di DPR nanti dapat memperhatikan konstituen dan bekerja sama demi memenangkan Pemilu 2014.

Saat ditanya mengenai materi pemeriksaan hari ini, Luthfi enggan mengungkapkannya. “Soal pemeriksaan, etika yang saya tahu, tidak perlu dibeberkan,” katanya.

KPK menetapkan Luthfi sebagai tersangka kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi bersama tiga orang lainnya. Selain Luthfi, mereka yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Ahmad Fathanah, yang disebut orang dekat Luthfi, dan dua direktur PT Indoguna Utama, yakni Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.

Luthfi bersama-sama Fathanah diduga menerima pemberian hadiah berupa uang Rp 1 miliar dari Juard dan Arya terkait kepengurusan kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna Utama. Luthfi diduga “menjual” pengaruhnya untuk mengintervensi oknum Kementerian Pertanian dalam mengatur kuota impor daging sapi. Posisi Luthfi sebagai pimpinan partai saat itu tentunya memiliki pengaruh besar, terlebih jika dikaitkan dengan Menteri Pertanian Suswono yang juga merupakan petinggi PKS.

Menanggapi kasus ini, Anis Matta menilai ada konspirasi besar yang bertujuan menghancurkan PKS. Dia pun mengajak semua kader untuk melawan gerakan pemberantasan korupsi yang disebutnya bersifat tirani itu.

Anis mengatakan, peristiwa tersebut akan menjadi entakan sejarah bagi PKS untuk bangkit. Ia yakin bahwa cobaan yang dihadapi PKS kali ini adalah sebuah isyarat untuk berbenah diri dan kebangkitan partai. Anis mengaku tugas-tugasnya ke depan bersama pengurus PKS lain tidaklah mudah. Ia berharap agar persoalan yang menimpa PKS bisa segera berlalu. Namun, ia menegaskan, pernyataannya bukan bentuk untuk melawan gerakan pemberantasan korupsi.

“Tapi yang kita lawan adalah penggunaan otoritas dalam proses pemberantasan korupsi yang bersifat tirani. Cara menggunakan hak yang tirani kita lawan. Pemberantasan korupsi adalah agenda bersama,” kata Anis seusai diumumkan sebagai Presiden PKS, Jumat (1/2/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

    Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

    Nasional
    Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

    Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

    Nasional
    Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

    Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

    Nasional
    Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

    Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

    Nasional
    Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

    Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

    Nasional
    Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

    Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

    Nasional
    Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

    Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

    Nasional
    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Nasional
    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Nasional
    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Nasional
    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Nasional
    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Nasional
    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    Nasional
    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com