JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengaku kaget saat melihat kenyataan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 hanya 6,23 persen. Ini lebih rendah dibandingkan pencapaian 2011 sebesar 6,5 persen.
"Pada kuartal IV-2012 pertumbuhan ekonomi kita malah aneh, lain dari biasanya. Ini malah melemah. Biasanya di kuartal akhir itu malah menguat," kata Mahendra selepas membuka acara Fitch Ratings "Indonesia Beyond Investment Grade" di Hotel Mandarin, Jakarta, Rabu (6/2/2013).
Menurut Mahendra, pihaknya menduga inflasi yang melonjak di sepanjang 2012 hingga Januari 2013 di atas 1 persen turut memengaruhi perlambatan ekonomi dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh kenaikan bahan makanan.
Apalagi, pada Januari lalu Indonesia, khususnya DKI Jakarta, juga mengalami banjir yang menyebabkan inflasi melonjak hingga 1,03 persen. Padahal, sekitar 50 persen konsumsi masyarakat menengah bawah ini sangat bergantung pada kebutuhan pangan pokok, yang turut mengontribusikan kenaikan inflasi.
"Jadi, ini bukan hanya mengganggu pertumbuhan, tetapi juga mengurangi strategi pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan," katanya.
Solusinya, pemerintah akan mewaspadai kebijakan fiskal yang akan terus dijaga demi keamanan anggaran dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Sebagai antisipasinya, pemerintah akan terus melihat dan menjaga penerimaan negara, khususnya pajak.
"Jika tidak dikendalikan, dikhawatirkan pada semester II-2013 akan melemah lagi perekonomiannya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.