Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Jangan Cari Kambing Hitam

Kompas.com - 06/02/2013, 03:08 WIB

Namun, Yudhoyono dinilai merupakan orang yang sangat menjunjung aturan main. ”Pak SBY selalu mengajarkan kepada semua kader agar berpolitik santun, bersih, cerdas, dan menjunjung tinggi aturan main partai,” kata Sekretaris Departemen Penegakan Hukum DPP Partai Demokrat Patra M Zen.

Untuk memperbaiki elektabilitas partai, ujar Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Denny Kailimang, tak hanya Yudhoyono yang perlu turun tangan, tetapi semua kader juga harus turun. ”Mulai dari kader tingkat ranting sampai dengan tingkat pusat bekerja bersatu padu memperbaiki elektabilitas,” paparnya.

Menurut Denny, tidak mungkin partai hanya mengandalkan Yudhoyono untuk mengatasi berbagai persoalan partai. Bagaimanapun, Yudhoyono adalah presiden sehingga sibuk menjalankan pemerintahan.

”Dalam situasi genting seperti ini, kami meyakini sepenuhnya hanya Ketua Dewan Pembina PD SBY yang bisa melakukan penyelamatan,” kata Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Didi Irawadi Syamsuddin. Menurut Didi, mayoritas kader sudah berusaha keras mengangkat citra partai, tetapi kendalanya tetap persoalan hukum yang menjerat sejumlah kader.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarief Hasan, pun meminta Yudhoyono meluangkan waktu guna menyelamatkan Partai Demokrat. ”Saya hanya minta SBY turun tangan menangani masalah bagaimana menaikkan lagi elektabilitas partai. Kalau tidak, ini bisa terjun bebas terus,” katanya. ”Saya minta waktunya sedikit untuk diberikan kepada partai lagi. Bisa dilakukan Sabtu-Minggu,” tambahnya.

Meski demikian, Yudhoyono sebaiknya lebih fokus menjalankan negara dan pemerintahan ketimbang tersedot untuk mengurusi konflik internal Partai Demokrat. Pertaruhan atas kinerja pada dua tahun sisa masa jabatan pemerintahan jauh lebih penting membawa manfaat bagi rakyat

”Persoalan Partai Demokrat sebaiknya dikesampingkan. Kalau Presiden lebih banyak direpotkan di situ dan kinerja pemerintah terbengkalai, tentu itu menjadi pilihan yang tidak bijak,” kata pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego.

Apalagi, kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda AR, variabel yang memengaruhi elektabilitas Demokrat tidak hanya persepsi publik terhadap kasus korupsi yang diduga melibatkan sejumlah elite partai, tetapi juga dipengaruhi performa Yudhoyono.(K02/NWO/ATO/LAS/WHY/GRE/BIL/DIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com