Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saan: Survei Jeblok, Harus "Cool" dan Tak Panik

Kompas.com - 05/02/2013, 23:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dihujani pemberitaan soal elektabilitas yang terjun bebas dibandingkan hasil Pemilu 2009, Partai Demokrat mengklaim tak membuat seluruh jajarannya gelagapan. Partai Demokrat harus dapat menentukan respons yang tepat, bukan berpolemik.

"Penurunan elektabilitas kami sadari dan akui. (Tapi) ini harus disikapi dengan lebih cool dan tenang, tidak perlu panik," papar Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa, Selasa (5/2/2013). Hasil survei tidak harus dianggap sebagai masalah.

Bagaimanapun, ujar Saan, survei bersifat dinamis, tergantung dinamika politik. "Bagi Demokrat, lembaga survei apa pun akan jadi bahan evaluasi. Jangan sampai ini dijadikan kendaraan politik," kata dia.

Hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan, perolehan suara Partai Demokrat jeblok bila pemilu digelar hari ini. Survei mendapatkan hanya 8,3 persen responden yang memilih Partai Demokrat.

Tak lama setelah survei tersebut dirilis, Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Jero Wacik langsung menggelar jumpa pers. Jero meminta Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan untuk membantu partai besutannya.

Meski tak meminta Anas mengundurkan diri atau diberhentikan, Jero berpendapat bahwa bila Anas mundur adalah pilihan yang bagus. Wacana pelengseran Anas melalui kongres luar biasa (KLB) pun terdengar.

Saan memastikan bahwa hingga kini belum ada satu pun Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat yang meminta diadakan KLB untuk mencopot Anas. Salah satu syarat KLB di partai ini adalah persetujuan DPD. "Kalau ada suara-suara yang berbeda itu wajar dan biasa. Pak SBY sangat bijak dan menjunjung prinsip demokrasi," tutur Saan.

Berita terkait dapat pula dibaca dalam topik Demokrat "Terjun" Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Seskab Ajukan Penambahan Anggaran Rp 164 Miliar untuk 2025 Sebab ASN Berkantor ke IKN

    Seskab Ajukan Penambahan Anggaran Rp 164 Miliar untuk 2025 Sebab ASN Berkantor ke IKN

    Nasional
    Kemenag Sebut Haji 2024 Terbanyak dalam Kuota dan Tertinggi Serapannya

    Kemenag Sebut Haji 2024 Terbanyak dalam Kuota dan Tertinggi Serapannya

    Nasional
    Jalani UKK, Edy Rahmayadi Siap Besarkan PKB di Sumut

    Jalani UKK, Edy Rahmayadi Siap Besarkan PKB di Sumut

    Nasional
    Ingatkan KPK dan PPATK, Ketua Komisi III DPR: PR Kita Cuma 2, RUU Perampasan Aset dan Pembatasan Uang Kartal

    Ingatkan KPK dan PPATK, Ketua Komisi III DPR: PR Kita Cuma 2, RUU Perampasan Aset dan Pembatasan Uang Kartal

    Nasional
    Eks Koruptor Irman Gusman Boleh Ikut, KPU Siap Gelar Pileg DPD Ulang di Sumbar

    Eks Koruptor Irman Gusman Boleh Ikut, KPU Siap Gelar Pileg DPD Ulang di Sumbar

    Nasional
    Mendagri Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, PKB: Dibuka Saja Agar Jadi Perdebatan

    Mendagri Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, PKB: Dibuka Saja Agar Jadi Perdebatan

    Nasional
    Demokrat Belum Tentukan Pilihan untuk Pilkada Jakarta, tetapi Ngaku Dekat Ridwan Kamil

    Demokrat Belum Tentukan Pilihan untuk Pilkada Jakarta, tetapi Ngaku Dekat Ridwan Kamil

    Nasional
    Setelah Bobby Menantu Jokowi, Edy Rahmayadi Jalani 'Fit and Proper Test' Cagub Sumut di PKB

    Setelah Bobby Menantu Jokowi, Edy Rahmayadi Jalani "Fit and Proper Test" Cagub Sumut di PKB

    Nasional
    Golkar Bela Khofifah Usai Dikritik PKB Kurang Berprestasi Pimpin Jawa Timur

    Golkar Bela Khofifah Usai Dikritik PKB Kurang Berprestasi Pimpin Jawa Timur

    Nasional
    Sengketa Pileg Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, Profesionalisme KPU Disorot

    Sengketa Pileg Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, Profesionalisme KPU Disorot

    Nasional
    Mentan Sebut Agustus, September, Oktober Jadi Masa Kritis untuk Produksi Pangan

    Mentan Sebut Agustus, September, Oktober Jadi Masa Kritis untuk Produksi Pangan

    Nasional
    Edy Rahmayadi: Jangankan Mantu Presiden, Mantu Malaikat Pun kalau Boleh Kita Lawan

    Edy Rahmayadi: Jangankan Mantu Presiden, Mantu Malaikat Pun kalau Boleh Kita Lawan

    Nasional
    MK Putuskan 20 Pileg Diulang, KPU: Anggaran Cukup

    MK Putuskan 20 Pileg Diulang, KPU: Anggaran Cukup

    Nasional
    Goda Rekannya yang Tak Lolos Parlemen, Bambang Pacul: Trimedya Sampai Nangis Karena Tumbang

    Goda Rekannya yang Tak Lolos Parlemen, Bambang Pacul: Trimedya Sampai Nangis Karena Tumbang

    Nasional
    Ketika Mendagri Minta Maaf karena Kinerja Pj Gubernur Papua Barat Daya...

    Ketika Mendagri Minta Maaf karena Kinerja Pj Gubernur Papua Barat Daya...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com