Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Depan Mahasiswi yang Sempat Ditahan KPK Terancam

Kompas.com - 03/02/2013, 10:34 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional (Komnas) Perempuan menyayangkan pemberitaan media yang mengeksploitasi seorang mahasiswi berinisial M yang sempat ditahan KPK terkait dugaan suap dalam impor daging sapi. Pemberitaan dengan menyebut nama lengkap M, menurut Komnas Perempuan, merugikan mahasiswi itu. Padahal, M tidak ditetapkan sebagai tersangka dan telah dilepas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus itu.

"Media semestinya tidak mengungkap identitasnya (M). Itu sensitif karena ia bisa jadi adalah korban, terutama trafficking (perdagangan orang), untuk kepentingan gratifikasi seksual," kata Komisioner Komnas Perempuan, Andi Yentriyani, di Jakarta, Minggu (3/2/2013).

M ikut ditangkap KPK ketika sedang bersama Ahmad Fathanah, orang dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, di sebuah kamar hotel di Jakarta pada Selasa malam lalu. Ahmad Fathanah diduga terlibat kasus dugaan suap kebijakan impor daging sapi itu. Ia kini ditahan KPK.

Menurut Andi, pemberitaan media atas M dengan menyebut identitas jelas dapat membuat masa depan mahasiswi tersebut berantakan. Itu karena stigma publik atasnya. Dengan stigma itu, dapat dipastikan karier dan hidup bermasyarakat M serba sulit di kemudian hari. "Pemberitaan serupa ini dapat menempatkannya kehilangan masa depan karena moralitasnya dihakimi publik," kata Andi.

Sejumlah media memang memuat berita tentang M tanpa mencantumkan inisial. Sejumlah media bahkan membuat liputan khusus mengenai mahasiswi itu dan keluarganya.

Dalam kasus dugaan korupsi terkait kebijakan impor daging sapi itu, KPK telah menetapkan empat tersangka, yaitu mantan Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah, Arya Abdi Effendi, dan Juard Effendi. Dua yang terakhir adalah Direktur PT Indoguna, perusahaan yang mendapat peran untuk mengimpor daging sapi. Luthfi dan Ahmad Fathanah diduga telah menerima suap terkait kebijakan impor sapi dari dua Direktur PT Indoguna tersebut. Penetapan mereka sebagai tersangka berawal dari operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK pada Selasa malam terhadap Ahmad.

Dalam penangkapan itu, KPK menyita uang tunai sejumlah Rp 1 miliar yang disimpan dalam kantong plastik dan koper.

Berita terkait lainnya dapat dibaca di : Skandal Suap Impor Daging Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com