Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Mesuji Timur Dipicu Penggundulan Register 45

Kompas.com - 02/02/2013, 18:18 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

MESUJI, KOMPAS.com - Selain buruknya drainase perkebunan sawit dan tingginya curah hujan, banjir yang melanda sejumlah desa di Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, diyakini juga dipicu penggundulan hutan Register 45.

Bupati Mesuji Khamamik telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mesuji mendalami informasi tentang penyebab banjir itu, Sabtu (2/2/2013). Berdasarkan informasi dari warga setempat, penggundulan hutan Register 45 Mesuji oleh para perambah juga diyakini memicu banjir itu.

Kawasan hutan tanaman industri ini kini dikuasai belasan ribu keluarga perambah. Mereka menguasai sebagian kawasan itu dan menebangi tanaman akasia untuk material rumah. Menurut penuturan warga sekitar, pada saat panen kayu di hutan register 45 yang dikuasai oleh PT. Silva Inhutani Lampung pada tahun 2007 silam, banjir besar juga melanda Dusun Tebing. Hal yang sama juga terjadi saat ini.

"Pada tahun 2007 lalu, dusun kami juga terendam banjir. Saat itu, PT. Silva tengah melakukan panen kayu. Sekarang, juga terjadi penggundulan hutan oleh para perambah, dusun kami kembali kebanjiran," jelas Yur, warga dusun setempat, seperti tertulis dalam siaran pers Pemkab Mesuji, Sabtu.

Berdasarkan data Pemkab Mesuji, banjir akibat meluapnya Sungai Buaya di Dusun Tebing, Desa Talang Batu, Kecamatan Mesuji Timur, telah merendam lebih dari separuh rumah milik warga di sini. Dari 280 keluarga di sana, 146 di antaranya terancam kehilangan tempat tinggal karena rumahnya terendam air.

Ketinggian air sempat mencapai satu meter, membuat warga yang rumahnya berada di pinggiran sungai mengungsi ke rumah tetangganya yang belum terendam. Banjir telah berlangsung sejak sepekan lalu dan belum menunjukkan tanda-tanda air akan surut hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com