Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rem "Ferrari" Dimodifikasi, Ini Tanggapan Dahlan

Kompas.com - 08/01/2013, 15:20 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan membantah bahwa pihaknya melakukan modifikasi mobil listrik sebelum diujicoba. Dahlan hanya ingin memastikan mobil tersebut laik pakai. "Itu bukan dimodifikasi atau malah dicuri teknologinya. Itu hanya diperkuat biar nyaman saat dipakai nanti," kata Dahlan saat konferensi pers di Gallery Cafe di Jakarta, Selasa (8/1/2013).

Menurut Dahlan, teknologi mobil listrik yang dipakai oleh Dasep Ahmadi dan Danet Suryatama agak berbeda, khususnya dalam hal penggunaan rem. Bila mobil listrik milik Dasep, teknologi rem yang dipakai menggunakan gear box, namun sebaliknya untuk mobil listrik milik Danet tidak menggunakan gear box. Penggunaan gear box ini akan mempengaruhi kondisi pengereman mobil listrik. Sehingga saat dipakai secara terus menerus, maka rem ini bisa jadi tidak berfungsi.

"Setelah kecelakaan itu, saya diberi pesan singkat oleh seseorang bahwa mobil listrik yang tidak memakai gear box, beban pengereman sepenuhnya menjadi beban rem. Jadi tidak ada bantuan apa-apa dari sistem," tambahnya.

Dengan kondisi tersebut, Dahlan seakan mendapat pelajaran penting dari sebuah teknologi. Sebuah pelajaran luar biasa untuk keselamatan penumpang. "Padahal rem itu sudah saya injak kuat-kuat. Ternyata tetap tidak berfungsi. Maka saya (setelah koordinasi dengan Ricky, rekan sebelah saat di mobil listrik), harus mengambil keputusan cepat, lebih memilih untuk menabrakkan ke tebing," jelasnya.

Di sisi lain, Dahlan juga menerima pendapat dari orang lain. Mobil listrik yang memakai gear box cenderung boros konsumsi energinya. Sementara mobil listrik yang tidak memakai gear box, maka cenderung irit. "Saya menyadari itu semua (tidak memakai gear box) dan itu sudah dikoordinasikan dengan Danet (si penciptanya)," tambahnya.

Dengan kondisi itu, maka Dahlan bisa menemukan hal-hal yang harus diperbaiki sebelum mobil listrik ini diproduksi secara massal.

Selengkapnya, ikuti di topik pilihan:
MOBIL LISTRIK DAHLAN ISKAN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com