Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Polri yang Dipecat Naik 55 Persen pada 2012

Kompas.com - 28/12/2012, 20:08 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sepanjang tahun 2012, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah memberhentikan dengan tidak hormat 595 anggotanya. Jumlah tersebut naik dari tahun sebelumnya yang hanya 287 anggota atau meningkat sebanyak 55,12 persen.

“Dari 595 orang, jumlah yang terkait kasus pidana 109 orang, narkoba 32 orang,  lainnya polisi yang malas-malas, ya, seperti tidak masuk (bertugas),” terang Kapolri Jenderal Timur Pradopo dalam Rilis Akhir Tahun 2012 Polri di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (28/12/2012).

Timur mengatakan, pengawasan internal secara struktural telah dilakukan secara simultan dan terkoordinasi antara Itwasum Polri, Divisi Propam Polri, dan Divisi Hukum Polri. Hal itu terkait pelanggaran administrasi, displin, etika profesi, maupun tindak pidana yang dilakukan oknum anggota Polri.

“Sebelum dia dikeluarkan menghadapi tindakan hukum dulu. Artinya kita tegas dalam hal ini, dan ini anggota di seluruh Indonesia,” tegasnya.

Untuk pelanggaran disiplin di tahun 2012 ini terdapat 6.017 kasus dan mengalami peningkatan 43 persen dari tahun 2011. Dari angka ini, polisi berhasil menyelesaikan sebanyak 4.154 kasus atau 69 persen. Sementara itu untuk etika profesi sebanyak 651 kasus dan telah diselesaikan sebanyak 449 kasus. Jumlah ini pun meningkat sebesar 42,24 persen dari tahun sebelumnya.

Kepolisian pun mendapat pengaduan dari masyarakat sebanyak 1.148 pengaduan dan Polri mengklaim sebanyak 774 pengaduan telah ditindaklanjuti.

Timur mengatakan Korps Bhayangkara akan terus meningkatkan pembinaan anggotanya, melakukan monitoring, serta evaluasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com