Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Hasil Studi Banding DPR ke Brasil dan AS

Kompas.com - 19/12/2012, 09:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi VII DPR menjalani studi banding ke Amerika Serikat dan Brasil selama lima hari. Kritikan pun mengiringi rombongan anggota Dewan yang disebut-sebut ingin belajar soal keantariksaan di kedua negara itu, terkait persiapan Rancangan Undang-Undang Keantariksaan (Kedirgantaraan). Kini, para anggota Komisi VII telah kembali ke Tanah Air. Apa saja hasil dari kunjungan yang menghabiskan dana miliaran rupiah itu?

Anggota Komisi VII Alimin Abdullah mengatakan, selama di AS, para wakil rakyat ini berkunjung ke National Aeronautics and Space Administration (NASA), NASA Ames Research Center, NASA Ames Intelligent System Division, Boeing Satelite Systems International, Jet Propulsion Laboratory, Geospatial Innovation Facility, dan Aerospaces and Marine International.

Rombongan pun bertemu dengan anggota parlemen AS dan pihak Kedutaan Besar Indonesia di sana. Dari pertemuan-pertemuan itu, Alimin mengaku menyadari bahwa Indonesia sudah tertinggal jauh dalam hal sistem dan teknologi. Hal ini yang harus dikejar di Indonesia, termasuk soal kebijakan anggaran.

Alimin mencontohkan anggaran NASA per tahunnya hanya Rp 17,7 triliun, tetapi sudah bisa memiliki program terbang ke bulan. Sementara itu, Indonesia yang memiliki anggaran ratusan triliun hanya menggelontorkan sekitar Rp 500 miliar untuk Lembaga Antariksa dan Penerbangan. "Lalu soal subsidi, di sana program keantariksaan disubsidi 60 persen dari negara, sementara 40 persen dari swasta karena banyak pihak swasta yang memanfaatkan hasil risetnya," kata Alimin, Rabu (19/12/2012), di Jakarta.

Di sektor tenaga kerja, Alimin menyatakan, ada beberapa tenaga kerja Indonesia yang bekerja di NASA. Dengan demikian, Alimin melihat sebenarnya Indonesia juga bisa sama majunya, apalagi Indonesia sudah memiliki satelit sendiri. "Banyak yang harus diperbaiki. Kalau selamanya kita ada di dalam wilayah sendiri, kita tidak akan tahu betapa tertinggalnya kita dari negara lain," ucap politisi Partai Amanat Nasional ini.

Lawatan ke Brasil
Sementara itu, Ketua Komisi VII Sutan Bhatoegana yang ikut dalam rombongan ke Brasil mengatakan, di sana rombongan bertemu dengan parlemen Brasil, Brazilian Space Agency, National Institute for Space, Brazilian General Command for Space, dan Aerospecial Museum. "Kalau ke pantai tidak sempat. Kalau belanja, saya tidak mau jawab. Insya Allah enggak sempat jalan-jalan," ujar Sutan, Selasa (18/12/2012), menjawab tudingan miring masyarakat atas kepergian para anggota Dewan ini.

Ia melanjutkan, hasil dari kunjungan itu adalah tumbuhnya komitmen kerja sama dengan lembaga keantariksaan di sana untuk membuat satelit memantau sumber daya alam di Indonesia. Selain itu, komitmen juga dilakukan di sektor pendidikan. "Kalau ada sarjana dari Indonesia ingin mempelajari ini, silakan datang, welcome. Ini ditindaklanjuti," kata politisi Partai Demokrat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com