JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi besar-besaran yang dilakukan oleh ribuan perangkat desa, Jumat (14/12/2012) pagi, membuat rapat paripurna DPR tertunda. Banyak anggota dewan yang belum hadir karena terjebak macet sehingga yang hadir tidak memenuhi kuorum. Demikian pula pimpinan DPR yang seharusnya memimpin rapat. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso bahkan terpaksa menggunakan ojek untuk sampai di Kompleks Parlemen.
"Saya sebenarnya hanya tinggal 300 meter dari sini, tapi stuck. Dekat Masjid Patal Senayan, tapi harus naik ojek karena gedung parlemen dikepung para kepala desa dan perangkatnya," ujar Priyo, Jumat, begitu tiba di Gedung Parlemen.
Aksi para perangkat desa ini sudah dilakukan untuk kesekian kalinya. Menurut Priyo, DPR akan berusaha maksimal untuk mengegolkan RUU Desa sesuai tuntutan peserta aksi.
"Mereka tidak salah, tuntutan mereka jadi PNS. Kalau pemerintah tetap keukeuh tutup pintu, ini tidak wise. Jadi, kami membenarkan aksi ini," kata Priyo.
Priyo mengungkapkan, selama ini, pemerintah selalu mengeluhkan anggaran yang diberikan ke desa. Menurutnya, anggaran ini penting bagi kesejahteraan para perangkat desa.
"Sampai kapan mereka harus bersabar? Kalau pemerintah ikut dengan DPR, untuk membahas masalah ini, tidak akan sampai berpuluh-puluh ribu kepala desa kepung ini. Jangan hanya kepung DPR, tapi datangi Mendagri dan Istana Presiden," kata politisi Golkar ini.
Priyo pun kemudian tergesa-gesa masuk ke dalam Gedung Parlemen. Namun, rapat paripurna akhirnya diundur hingga pukul 14.00 karena rapat tidak memenuhi kuorum.
Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Perangkat Desa Serbu DPR