Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Mengaku Sudah Perhatikan Karier Penyidik

Kompas.com - 13/12/2012, 21:06 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi mengatakan, tidak benar bahwa KPK luput memerhatikan karier penyidik Kepolisian yang bertugas di lembaga antikorupsi itu. Menurutnya, KPK mendidik para penyidik itu, bahkan menyekolahkan beberapa di antara mereka ke luar negeri.

"Beberapa di antaranya disekolahkan S-2, ada yang sampai ke Australia ambil gelar master," kata Johan di Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Hal ini disampaikan Johan menanggapi pendapat sejumlah kalangan yang menilai bahwa masa tugas 12 tahun yang diusulkan dalam draf revisi Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 (sekarang PP 103 Tahun 2012), terlalu lama sehingga para penyidik tidak dapat mengembangkan kariernya di Kepolisian. Menurut Johan, pendapat itu keliru. Penyidik yang pernah bertugas di KPK, katanya, justru dipromosikan untuk naik pangkat.

Johan juga mengatakan kalau KPK akan berkoordinasi dengan Kepolisian, Kejaksaan, dan instansi lainnya terkait implementasi PP 103 Thaun 2012 tentang sumber daya manusia di KPK. Dalam PP tersebut ditetapkan kalau pegawai negeri sipil dapat diperbantukan di KPK paling lama 10 tahun. Para pegawai itu juga diperbolehkan alih status menjadi pegawai tetap KPK setelah mendapat izin dari institusi asal mereka.

"Ada beberapa perubahan yang perlu segera dilakukan pembicaraan bersama antara KPK dengan intansi-instansi yang pegawainya di KPK. PP 103 yang merupakan revisi PP 63 adalah untuk semua pegawai negeri yang dipekerjakan di KPK, tidak khusus untuk penyidik Polri," ujarnya.

Koordinasi tersebut, lanjut Johan, akan membicarakan teknis implementasi PP termasuk soal alih status pegawai. Johan juga mengatakan, lebih dari 40 persen pegawai di KPK berasal dari instansi lain. Ke depannya, menurut Johan, KPK akan kembali merekrut penyidiknya sendiri. Tahun ini, KPK sudah memulainya dengan merekrut penyidik dari internal. Dari proses itu, terpilihlah 30 penyidik internal yang kini tengah mengikuti pelatihan.

Baca juga:
Pekan Ini, Dua Penyidik Polri Mundur dari KPK
Satu Lagi Penyidik KPK Mengundurkan Diri
Kompolnas: KPK Krisis Penyidik, Bukan Salah Polri
Polri Belum Tahu Ada Penyidik yang Mundur Lagi dari KPK

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
KPK Krisis Penyidik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com