Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koruptor Keluar Penjara, Kaya

Kompas.com - 10/12/2012, 08:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - ”Bagaimana tidak terjadi korupsi, habis… hukumannya ringan dan dendanya juga ringan. Keluar penjara, harta masih banyak... sita hartanya…. Negara tidak terkorup di dunia, mungkin enggak, ya? Banyak rakyat sengsara karena ulah koruptor. Hukum minimal seumur hidup.”

Demikian sejumlah kalimat yang ditulis para pengunjung Monumen Nasional (Monas), Jakarta, di dinding komentar yang disiapkan panitia di dekat panggung peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Minggu (9/12). Banyak kalimat ditulis, banyak nama tertera, banyak tanda tangan dibubuhkan seraya terus berharap agar korupsi bisa dinihilkan di bumi Indonesia. Mungkinkah?

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad di Monas kemarin pagi menyatakan, korupsi meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, sinergitas antaraparat penegak hukum diharapkan dapat menjadikan penegakan hukum tindak pidana korupsi menjadi lebih efektif.

Dari Monas, didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Abraham Samad menuju gedung Balai Kota Jakarta untuk memasang banner raksasa antikorupsi berukuran 30 x 20 meter yang digantung di lantai teratas gedung Balai Kota.

Acara di Monas dimeriahkan berbagai atraksi, seperti berbagai kuis, beat box, fun bike, melukis mural (street art), humanoid & art, senam integritas, stand up comedy, games tendang koruptor, happening art percussion, sejumlah grup musik dengan lirik-lirik antikorupsi, dan pembacaan dongeng bagi anak-anak usia dini.

Di berbagai gerai pun pengunjung yang datang mendapatkan informasi berupa brosur dari bermacam instansi/lembaga, seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), KPK, Badan Pemeriksa Keuangan, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kepolisian RI, Transparency International Indonesia, United Nation Office on Drugs Crime, Ombudsman, dinas kependudukan dan catatan sipil, serta Gerakan Pemuda Antikorupsi.

Terkait tema peringatan ”Berani Jujur, Hebat”, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, jujur itu nilai dan nilai adalah bagian penting untuk membangun peradaban.

Koordinator ICW Danang Widoyoko mengatakan, proses hukum memang memerlukan waktu dan bertahap. ”Namun, sudah ada menteri menjadi tersangka, sudah ada jenderal menjadi tersangka, ini suatu kemajuan bagi KPK. Yang lain tinggal tunggu waktu karena terkait alat bukti,” kata Danang.

Yogyakarta dan Medan

Di Yogyakarta, peringatan Hari Antikorupsi dijadikan satu dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM). Di sini para aktivis dari sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam panitia bersama peringatan Hari Antikorupsi dan HAM DI Yogyakarta sepakat melakukan gerakan bersama mulai Minggu hingga Minggu (9-23/12).

Aksi turun ke jalan para aktivis antikorupsi di Medan ditandai dengan pernyataan bahwa para pejabat negara telah kehilangan rasa malu dengan terus melakukan korupsi. (WSI/ABK/Lok)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com