JAKARTA, KOMPAS.com - ”Bagaimana tidak terjadi korupsi, habis… hukumannya ringan dan dendanya juga ringan. Keluar penjara, harta masih banyak... sita hartanya…. Negara tidak terkorup di dunia, mungkin enggak, ya? Banyak rakyat sengsara karena ulah koruptor. Hukum minimal seumur hidup.”
Demikian sejumlah kalimat yang ditulis para pengunjung Monumen Nasional (Monas), Jakarta, di dinding komentar yang disiapkan panitia di dekat panggung peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Minggu (9/12). Banyak kalimat ditulis, banyak nama tertera, banyak tanda tangan dibubuhkan seraya terus berharap agar korupsi bisa dinihilkan di bumi Indonesia. Mungkinkah?
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad di Monas kemarin pagi menyatakan, korupsi meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, sinergitas antaraparat penegak hukum diharapkan dapat menjadikan penegakan hukum tindak pidana korupsi menjadi lebih efektif.
Dari Monas, didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Abraham Samad menuju gedung Balai Kota Jakarta untuk memasang banner raksasa antikorupsi berukuran 30 x 20 meter yang digantung di lantai teratas gedung Balai Kota.
Acara di Monas dimeriahkan berbagai atraksi, seperti berbagai kuis, beat box, fun bike, melukis mural (street art), humanoid & art, senam integritas, stand up comedy, games tendang koruptor, happening art percussion, sejumlah grup musik dengan lirik-lirik antikorupsi, dan pembacaan dongeng bagi anak-anak usia dini.
Di berbagai gerai pun pengunjung yang datang mendapatkan informasi berupa brosur dari bermacam instansi/lembaga, seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), KPK, Badan Pemeriksa Keuangan, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kepolisian RI, Transparency International Indonesia, United Nation Office on Drugs Crime, Ombudsman, dinas kependudukan dan catatan sipil, serta Gerakan Pemuda Antikorupsi.
Terkait tema peringatan ”Berani Jujur, Hebat”, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, jujur itu nilai dan nilai adalah bagian penting untuk membangun peradaban.
Koordinator ICW Danang Widoyoko mengatakan, proses hukum memang memerlukan waktu dan bertahap. ”Namun, sudah ada menteri menjadi tersangka, sudah ada jenderal menjadi tersangka, ini suatu kemajuan bagi KPK. Yang lain tinggal tunggu waktu karena terkait alat bukti,” kata Danang.
Yogyakarta dan Medan
Di Yogyakarta, peringatan Hari Antikorupsi dijadikan satu dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM). Di sini para aktivis dari sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam panitia bersama peringatan Hari Antikorupsi dan HAM DI Yogyakarta sepakat melakukan gerakan bersama mulai Minggu hingga Minggu (9-23/12).
Aksi turun ke jalan para aktivis antikorupsi di Medan ditandai dengan pernyataan bahwa para pejabat negara telah kehilangan rasa malu dengan terus melakukan korupsi. (WSI/ABK/Lok)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.