Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sibuk, Belum Sempat Terima Laporan soal Novel

Kompas.com - 05/12/2012, 09:01 WIB
Kontributor Denpasar, Muhammad Hasanudin

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com — Tim investigasi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) telah menyelesaikan investigasi terkait kasus dugaan penganiayaan berat yang dituduhkan kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) asal Polri, Komisaris Novel Baswedan. Pada 5 Oktober lalu, Polda Bengkulu dibantu Polda Metro Jaya melakukan upaya penangkapan Novel di KPK.

Komisioner Kompolnas M Nasser mengatakan, hingga saat ini, laporan investigasi tersebut belum diserahkan kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo. Namun, Timur Pradopo belum punya waktu untuk menemui Kompolnas.

"Laporan Novel sudah disiapkan, tapi Kapolri belum punya waktu untuk menerima laporannya," ujar M Nasser, saat melakukan kunjungan di Mapolda Bali, Selasa (4/12/2012).

Nasser mengungkapkan, dari hasil investigasi Kompolnas, ditemukan sejumlah kejanggalan terkait penangkapan Novel Baswedan. "Yang pertama ada kejanggalan dalam proses pemeriksaan anggota Polri ketika terjadi penganiayaan tahun 2004 itu," ungkap Nasser.

Kejanggalan berikutnya adalah penangkapan pada tanggal 5 Oktober di Kantor KPK. Selain ke Kapolri, hasil investigasi Kompolnas ini juga akan disampaikan kepada Presiden SBY melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto.

Seperti diberitakan, upaya penangkapan terhadap Novel Baswedan memanaskan hubungan antara KPK dan Polri. Sebelumnya, kedua lembaga sempat mengalami konflik terkait penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM di Korlantas Polri. Dalam kasus ini, KPK juga menjerat mantan Kepala Korlantas, Irjen Djoko Susilo, sebagai tersangka. Untuk menengahi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus menyampaikan pidatonya dan menyatakan bahwa penanganan kasus simulator diserahkan kepada KPK. Sementara itu, kasus Novel, menurutnya, tidak tepat secara waktu dan cara.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Novel Baswedan dan Tuduhan Penganiayaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Nasional
    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Nasional
    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    Nasional
    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Nasional
    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Nasional
    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Nasional
    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Nasional
    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Nasional
    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Nasional
    Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Nasional
    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Nasional
    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

    Nasional
    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com