Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Kecam Israel

Kompas.com - 19/11/2012, 02:40 WIB

Jakarta, Kompas - Aksi protes digelar di beberapa penjuru dunia, Sabtu dan Minggu (18/11), untuk mengecam agresi militer Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak. Sementara kelompok peretas global, Anonymous, mengobarkan perang terhadap Israel di front lain, yakni melakukan serangan siber masif di dunia maya.

Di Jakarta, ratusan pengunjuk rasa telah berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia sejak pukul 07.00. Menjelang pukul 10.00, massa, yang antara lain berasal dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), bergerak ke arah kantor Kedutaan Besar AS.

Massa, antara lain, menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diseret ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) sebagai penjahat perang dan kemanusiaan.

Unjuk rasa anti-Israel juga digelar di Kota Bandar Lampung, Minggu sore. Sarifah, Ketua Kaukus Perempuan Politik Kota Bandar Lampung, dalam orasinya mengatakan, penyerangan Israel ke Gaza merupakan pelanggaran kemanusiaan. ”Di sana ada anak- anak, wanita, dan orang-orang tua yang menjadi korbannya. Ini adalah pelanggaran HAM. Ke mana PBB menyikapi ini?” ujarnya.

Sementara itu, kelompok peretas (hacker) global, Anonymous, pada hari Sabtu mengklaim telah melakukan serangan siber masif terhadap situs-situs Israel dalam operasi yang diberi nama ”OpIsrael”.

Menurut kelompok tersebut, serangan itu telah merusak, bahkan menghapus sama sekali lebih dari 650 situs institusi swasta ataupun Pemerintah Israel. Salah satu korbannya adalah situs Bank of Jerusalem.

”Basis data Bank of Jerusalem telah dihapus,” kata kelompok tersebut dalam akun Twitter- nya.

Menteri Keuangan Israel Yuval Steinitz, Minggu, mengakui telah terjadi tak kurang dari 44 juta serangan siber sejak Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Rabu pekan lalu. Namun, Steinitz mengklaim sebagian besar serangan bisa ditangkis.

Demonstrasi anti-Israel juga digelar di ibu kota Cile, Santiago, dan di Kedutaan Besar Israel di London, Inggris. Di Inggris, para pengunjuk rasa memprotes sikap Pemerintah Inggris yang menuding Hamas di Gaza sebagai pihak yang bertanggung jawab atas meletusnya konflik militer terbaru di Timur Tengah ini.

Peringatan Inggris

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague melontarkan peringatan serius kepada Israel. Menurut Hague, apabila Israel nekat melakukan serangan darat ke Gaza, negara Yahudi itu berisiko kehilangan simpati dan dukungan internasional, termasuk dari Inggris.

Menurut Hague, akan makin sulit mencegah atau membatasi jatuhnya korban warga sipil apabila invasi darat dilancarkan. ”Invasi darat akan jauh lebih sulit mendapatkan simpati atau dukungan komunitas internasional, termasuk dari Inggris,” ujar Hague.

Langkah menuju gencatan senjata terus diupayakan. Di Kairo, Mesir, Presiden Mesir Muhammad Mursi mengungkapkan, kini tengah ada kontak antara Pemerintah Mesir, Israel, dan Palestina dalam upaya mencapai gencatan senjata.

Mursi dalam temu pers dengan PM Turki Recep Tayyip Erdogan di Kairo, Sabtu, mengakui ada upaya masyarakat internasional untuk mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza. Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius juga dikabarkan terbang ke Timur Tengah, Minggu, untuk turut mendesak gencatan senjata.

Para pejabat tinggi Israel dikabarkan menuju Kairo untuk membahas gencatan senjata. Namun, Hamas belum bersedia menerima gencatan senjata tanpa ada jaminan terlaksananya gencatan senjata itu secara konsisten.

Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshaal mengatakan, syarat gencatan senjata adalah Israel harus memberi janji tertulis bahwa tak akan mengulang aksi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh Hamas.

Krisis di Gaza juga menjadi salah satu fokus utama pertemuan sesi retret para pemimpin negara-negara anggota ASEAN dalam KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Minggu. ”Para pemimpin meminta semua pihak menghentikan kekerasan,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Kamboja Kao Kim Hourn dalam jumpa pers.(AFP/DHF/MTH/JON/NEL/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com