JAKARTA, KOMPAS.com -- Menteri Energi dan Sumber Mineral Jero Wacik menyatakan, pemberian gelar ksatria dari Kerajaan Inggris kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak terkait dengan persetujuan proyek gas Tangguh. Pemberian gelar tersebut, menurut Jero, karena prestasi Yudhoyono dalam memajukan ekonomi Indonesia.
Jero menjelaskan, Presiden mendapat gelar kesatria (Knight Grand Cross in the Order of Bath) dari Ratu Elizabeth II karena prestasinya, antara lain dalam memajukan ekonomi Indonesia, demokrasi dan kebebasan pers yang semakin baik di Indonesia di mata Pemerintah Kerajaan Inggris.
"Pemberian gelar itu sama sekali tidak terkait dengan proyek Tangguh," kata Jero dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (6/11/2012).
Dalam penjelasan resminya, Sri Ratu mengatakan, pemberian gelar kepada Presiden Indonesia karena prestasi yang menonjol di bidang ekonomi. Indonesia bisa tumbuh ekonominya dengan berkelanjutan meski situasi dunia dalam delapan tahun kepemimpinan Presiden Yudhoyono tidak bersahabat.
"Peran internasional Indonesia dalam mencegah perubahan iklim juga menjadi salah satu alasan pemberian gelar tersebut," kata Jero.
Kerajaan Inggris memberi penghargaan Knight Grand Cross in the Order of Bath kepada mereka yang memiliki prestasi menonjol, baik dari kalangan militer maupun masyarakat sipil. Kepala negara yang menerima gelar tersebut adalah mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan, mantan Presiden Prancis Jacques Chirac, dan mantan Presiden Turki Abdullah Gul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.