Jakarta, Kompas -
Hal tersebut dikemukakan Andi dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, Kamis (1/11).
”Tak ada pembiaran yang menyebabkan penyimpangan. Saya telah menjalankan tugas saya sebagai atasan dengan melakukan pengawasan. Tetapi, kalau ada penyimpangan, saya perintahkan staf supaya segera mengusut agar jelas duduk soalnya,” kata Andi.
Hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan yang diserahkan kepada DPR menegaskan bahwa Menpora diduga melakukan pembiaran sehingga terjadi penyimpangan dalam proyek Hambalang. Menpora diduga tidak mengendalikan serta mengawasi pengelolaan dan penggunaan keuangan negara.
Namun, Andi tidak menjawab tegas apakah mengetahui ada penyimpangan sebelum BPK menyerahkan hasil audit investigasi kepada DPR. Ia juga tidak memberikan jawaban detail bagaimana komunikasi antara Menpora dan mantan Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam, sampai Menpora tak tahu wewenangnya telah dilangkahi anak buahnya.
”Saya tahu ada program, ada proyek Hambalang, tetapi tidak tahu ada penyimpangan. Kita menghargai hasil audit BPK. Kalau ada penyimpangan, silakan diusut dan dipertanggungjawabkan secara hukum,” kata Andi.
Mengenai desakan agar Menpora mundur, Andi mengatakan, jabatan adalah pengabdian yang hanya sementara. Sebagai pembantu presiden, Andi siap diangkat dan diberhentikan kapan saja. Kondisi di tubuh Partai Demokrat, menurut Andi, sampai saat ini masih baik-baik saja.
Namun, Andi diminta tidak membebani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat dengan kasus Hambalang.
”Harapan kami, Pak Andi bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik sehingga tidak menjadi beban bagi Presiden atau Partai Demokrat,” kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman.