JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 11 terduga teroris yang ditangkap serentak Sabtu (27/10/2012) merupakan wajah baru dalam kasus terorisme. Kesebelas orang tersebut tidak tercatat dalam peristiwa ledakan bom maupun kasus terorisme sebelumnya.
"Profil yang bersangkutan sedang kita gali karena ini 100 persen muka baru. Akan tetapi, 11 orang ini pada dasarnya pertama kali lakukan tindakan hukum. Mereka belum tercatat berurusan dengan jaringan yang ada," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Senin (29/10/2012).
Salah satu di antaranya juga diketahui dari lulusan universitas negeri. Meski demikian, kelompok teror bernama Harakah Sunniyah untuk Masyarakat Islami (Hasmi) yang dipimpin oleh Abu Hanifah tersebut diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris terdahulu. Hal itu masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
"Tapi mereka kita duga kuat punya jaringan dengan kelompok terdahulu," lanjut Boy.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebelas orang terduga teroris ini ditangkap serentak di Madiun, Solo, Bogor, dan Jakarta. Tim Densus 88 pertama kali menangkap dua terduga teroris di Perumahan Puri Amarta Residence, Taman Kodya Madiun, Jawa Timur, Jumat (26/10/2012) malam.
Dari penggerebekan di Madiun itu, Densus mengamankan dua terduga teroris, yakni Agus Anton alias Thoriq dan Warso alias Kurniawan. Ditemukan bom siap ledak saat penggeledahan di Madiun. Pada hari yang sama, sekitar pukul 23.00 WIB, Densus 88 kembali menangkap terduga teroris di Solo, Jawa Tengah. Dari penggerebekan itu, berhasil diamankan tiga orang, yakni Abu Hanifah, Harun, dan Pujianto alias Ari alias Ahmadun.
Abu Hanifah ditangkap di Jalan Lawu Timur, Mojosongo, Jebres, Solo. Bersamaan dengan Abu Hanifah, tim Densus juga mengamankan Pujianto yang membonceng Hafinah. Sementara Harun ditangkap di Jalan Sumpah Pemuda, Dukuh Bondowoso, Mojosongo, Solo.
Tim Densus 88 kembali melakukan penangkapan di Jalan Neglasari Kidul, Kelurahan Leuwimekar, Leuwiliang, Bogor. Awalnya, tim Densus menangkap dua orang di sana, yaitu Emir atau Emirat dan Zainuddin. Setelah itu, tim mengejar seorang lagi yang bernama Usman. Terakhir, pada jam yang sama, Densus 88 menangkap dua orang terduga teroris di Palmerah Barat, Jakarta, yakni Azhar dan Herman.
Setelah itu, dikembangkan lagi ke arah Kebon Kacang, Jakarta Pusat, sehingga berhasil meringkus seorang lagi yang bernama Anto. Anggota jaringan ini diketahui sudah belajar merakit bom dan telah menyiapkan sejumlah bom siap ledak.
Berdasarkan informasi yang didapatkan pihak kepolisian, ada empat lokasi yang dijadikan target aksi teror, yaitu Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 di depan Kedutaan Besar Australia di mana ada Kantor Freeport di sana, dan Mako Brimob di Jalan Srondol, Jawa Tengah. Namun, menurut Boy, kelompok Hasmi belum menentukan tanggal untuk meledakkan bom tersebut.
Berita terkait penangkapan terduga teroris di sejumlah lokasi dapat diikuti dalam topik:
Penangkapan Teroris di Empat Provinsi