Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Curiga Penundaan Penyerahan Audit Hambalang

Kompas.com - 25/10/2012, 19:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kembali menunda penyerahan hasil audit proyek Hambalang ke pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Penundaan penyerahan hasil audit ini menimbulkan kecurigaan beberapa anggota dewan.

Anggota panitia Kerja (Panja) Hambalang dari Fraksi PDI-P, Dedy Gumelar alias Miing, mempertanyakan alasan BPK menyerahkan hasil audit pada tanggal 31 Oktober mendatang. Padahal, saat itu anggota DPR sudah reses alias sudah tidak melakukan sidang lagi. Sehingga, audit BPK terkait Hambalang tidak bisa langsung ditindaklanjuti DPR.

"Jadi pertanyan kenapa saat reses itu? Kenapa harus delay. Jadi semakin menimbulkan kecurigaan. Padahal kalau bisa dikebut sebelum reses, panja bisa rapat dan mengambil langkah-langkah selanjutnya," ungkap Miing, Kamis (25/10/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Miing kemudian mempertanyakan pernyataan Ketua BPK Hadi Poernomo yang mengaku hasil audit yang diserahkan nantinya baru 85 persen.

"Yang diserahkan tanggal 31 Oktober itu juga dia bilang masih belum 100 persen. Ada apa ini? Pertanyaan ini berkaitan dengan sinyalmen pernyataan Pak Ruki yang sudah menjadi bola liar yang sudah tidak sehat lagi," imbuh Miing.

Anggota Komisi X DPR itu pun menjelaskan hasil audit nantinya akan mempertaruhkan kredibilitas BPK sebagai lembaga yang independen dengan adanya penundaan ini. "Auditor sudah bilang ditunda dan hasilnya hanya 85 persen. Tingkat kesulitannya seperti apa sih? Data-datanya sudah jelas, pintu-pintunya juga sudah jelas," kata Miing.

Kecurigaan yang sama juga dilontarkan anggota Panja Hambalang yang lain dari Fraksi Golkar, Zulfadli.

"Melihat perkembangan penyampaian LHP (laporan hasil pemeriksaan) ke DPR yang mundur lagi, semakin kuat dugaan saya memang ada upaya untuk melokalisasi kasus Hambalang. Ini berangkat dari pernyataan Ruki bahwa ada beberapa pihak yang tidak masuk dalam laporan BPK," kata Zulfadli.

Ia melihat diundurnya penyerahan audit Hambalang itu lantaran adanya tarik-menarik kepentingan di tubuh internal BPK. "Kalau masih ada tahapan-tahapan lagi, ini menunjukkan bahwa memang banyak pihak yang berkepentingan terhadap audit investigasi BPK," imbuhnya.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Audit Investigasi Hambalang Diintervensi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

    Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com