Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Disabilitas Ikuti Seleksi Komisioner Komnas HAM

Kompas.com - 11/10/2012, 12:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Komisi III DPR melakukan fit and proper test terhadap para calon Komisioner Komnas HAM, Kamis (11/10/2012). Sebanyak 30 calon komisioner mengikuti proses seleksi yang memasuki tahap pembuatan makalah ini. Dari semua peserta seleksi yang hadir, sebanyak tiga orang di antaranya penyandang disabilitas. Salah satunya adalah Mochamad Soedioto. Soedioto mengaku tergerak untuk mencalonkan diri menjadi Komisioner Komnas HAM untuk memperjuangkan golongan masyarakat penyandang disabilitas yang selama ini terabaikan.

"Salah satu problem nasional HAM dari banyak dimensi adalah termasuk masyarakat penyandang disabilitas. Itu masih harus diperjuangkan dalam jangka pendek dan panjang," ujar Soedioto, Kamis pagi, sesaat sebelum melakukan ujian pembuatan makalah di Komisi III, Kompleks Parlemen, Jakarta.

Soedioto mengaku bagian dari anggota Persatuan Tunanetra Indonesia. Dia berharap, jika nantinya ada perwakilan penyandang disabilitas di Komnas HAM, hak-hak mereka bisa terpenuhi.

"Secara umum, saya ingin ikut mengangkat HAM dalam arti keseluruhan termasuk hak penyandang catat yang harus dipenuhi," kata Soedioto.

Saat melakukan tes pembuatan makalah, Soedioto tampak dibantu oleh seorang asisten yang duduk di sampingnya. Asisten itu mengetik setiap ucapan Soedioto di laptop yang telah dibawanya.

Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil mengatakan, tidak ada diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas. Namun, Nasir mengatakan, para penyandang disabilitas akan ditanyakan apakah kondisinya bisa menghambat kerjanya nanti.

"Ada tiga orang tunanetra. Kami akan tanyakan di sesi wawancara nanti. Apakah cacatnya itu bisa mengganggu kerjanya karena Komnas HAM ini kan kerjanya mobile," kata Nasir yang memimpin tes calon komisioner Komnas HAM ini.

Lebih lanjut, Nasir menjelaskan, semua calon Komisioner Komnas HAM hari ini menjalani tes pembuatan makalah dengan tema yang sudah ditetapkan Komisi III. Tema yang diberikan terkait dengan pemacuan dan penegakan HAM, bagaimana peran Komnas HAM meminimalkan konflik di tengah masyarakat, dan bagaimana fungsi-fungsi mediasi yang dilakukan Komnas HAM terkait dengan konflik anak, konflik antar-perusahaan swasta, masyarakat dan negara, serta pelanggaran HAM berat.

"Tanggal 22 Oktober nanti dilakukan pemilihan. Hanya jumlah komisionernya belum pasti. Yang jelas harus ganjil bisa 5, 7, 9, dan 11," ujar Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com