Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas: Pidato SBY Bikin "Down" Polri

Kompas.com - 09/10/2012, 08:15 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala menilai, pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait polemik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian RI akan menimbulkan dampak psikologis pada korps Bhayangkara. Menurutnya, substansi pidato Presiden yang disampaikan pada Senin (8/10/2012) malam, di Istana Negara, mempermalukan Polri.

Adrianus mengatakan, pernyataan SBY secara tidak langsung menyalahkan Polri dalam penanganan kasus simulator SIM dan upaya penangkapan penyidik KPK asal Polri, Komisaris Novel Baswedan.

"Dampak dari pidato Presiden ini yang jadi masalah dari segi psikologisnya Polri. Sebab, dalam lima poin yang disampaikan, dua poin di antaranya seperti kasus simulator yang akhirnya dipindah ke KPK dan kasus Novel yang dianggap salah caranya akan membuat down Polri," ujar Adrianus, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/10/2012) pagi.

Guru Besar Universitas Indonesia ini menyebutkan, di internal Polri sendiri banyak yang tidak sepakat dengan cara Polri menangani kasus simulator ujian SIM yang dianggap terlalu ngotot. Dengan demikian, keputusan Presiden menyerahkan kasus itu ke KPK sudah tepat.

"Dari awal memang sudah disebutkan bahwa KPK dan Polri ini tidak pernah sepakat adanya joint investigation karena itu akan membuat ribet semuanya. Mulai dari pemeriksaan sampai pemberkasan akan mempersulit. Langkah Presiden menyerahkan ke KPK sudah tepat," ujar Adrianus.

Sikap Presiden SBY ini, lanjut Adrianus, akan sulit diterima sejumlah petinggi Polri. Pidato Kepala Negara bahkan mungkin bisa saja memengaruhi kinerja Polri.

"Bisa saja habis ini Polri itu jadi ogah-ogahan menangani kasus Kompol Novel, karena sudah dicap salah duluan. Maka dari itu, Polri harus cooling down dulu, jadikan ini sebagai refleksi dan tidak mengurangi performance-nya," kata Adrianus.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan lima solusi untuk mengakhiri polemik kedua lembaga penegak hukum, terutama terkait penanganan kasus simulator ujian SIM dengan tersangka Irjen Djoko Susilo diserahkan ke KPK. Sementara penanganan kasus Novel dinilai Presiden tidak tepat dari sisi waktu dan caranya. Mengenai rentang waktu tugas penyidik Polri di KPK, kata Presiden, perlu diatur ulang. Kontroversi terkait revisi Undang-Undang KPK juga dinilai Presiden belum tepat dilakukan saat ini. Presiden juga meminta KPK dan Polri untuk memperbarui MoU sehingga peristiwa seperti ini tidak terulang lagi.

Berita terkait polemik dua lembaga ini dapat diikuti dalam topik "Polisi Vs KPK"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com