Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabareskrim: Jangan Benturkan KPK-Polri

Kompas.com - 06/10/2012, 15:31 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus bergulir. Mulai dari masalah kewenangan penanganan kasus dugaan korupsi simulator SIM, tarik-menarik penyidik, dan kini kedatangan Penyidik Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya ke gedung KPK, Kuningan, Jumat (5/10/2012) malam.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Sutarman menilai sebagai dua lembaga penegak hukum, Polri dan KPK seharusnya bersinergi. Berbagai pihak diminta tidak membenturkan KPK dan Polri dalam berbagai kasus yang melibatkan keduanya.

"Jangan dibawa-bawa lagi, jangan dibentur-benturkan lagi. Kita akan membangun sinergitas dari unsur aparatur penegak hukum ini, sehingga kita memiliki daya power yang kuat untuk mencegah maupun memberantas korupsi ini," ujar Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (6/10/2012).

Menurutnya, baik KPK dan Polri hanya kurang dalam masalah koordinasi. Dalam kasus tidak diperpanjangnya 20 penyidik kepolisian di KPK misalnya, Sutarman menjelaskan bahwa Polri tidak pernah berupaya melemahkan KPK. Menurutnya, berbagai pihak pun tak perlu terus mempermasalahkan hal tersebut. "Kalau terus dibawa seperti ini kapan kita bekerja? Kapan kita menangkap pelaku?" pungkasnya.

Belakangan ini kedua lembaga penegak hukum ini memang seolah tidak 'akur'. Dalam kasus dugaan korupsi Simulator SIM, keduanya berebut kewenangan. Bahkan tiga orang sama-sama menjadi tersangka dalam kasus yang menyeret beberapa anggota kepolisian tersebut.

Kemudian, kasus tarik-menarik penyidik. Setelah Polri tidak memperpanjang masa tugas 20 penyidiknya, lembaga antikorupsi tersebut malah mengangkat 28 penyidik asal kepolisian menjadi pegawai tetap di KPK. Polri meminta anggotanya tersebut untuk memberikan surat pengunduran diri sebelum menjadi pegawai di luar institusi Polri.

Ketegangan antara KPK dan Polri kembali terjadi, Jumat (5/10/2012) malam. Ketegangan itu berawal dari datangnya penyidik Polda Bengkulu yang berencana menangkap salah satu penyidik KPK, Kompol Novel.

Penyidik Polda Bengkulu datang membawa surat perintah penangkapan untuk Novel yang diduga terlibat kasus penganiayaan berat yang menyebabkan kematian atas pencuri sarang burung walet di bengkulu tahun 2004. Kedatangan mendadak tersebut memang menuai sejumlah pertanyaan.

Peristiwa itu pun kembali banyak dikaitkan dengan kasus dugaan simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri tahun 2011. Novel diketahui menjadi kepala satuan tugas penanganan kasus korupsi pengadaan alat simulasi roda dua dan roda empat di Korps Lalu Lintas (Korlantas) itu.

Tak hanya itu, kedatangan petugas Polda Bengkulu itu juga bersamaan dengan jadwal pemeriksaan terdangka kasus simulator, Inspektur Jenderal Djoko Susilo di KPK Jumat pagi hingga sore. Namun keterkaitan hal itu dibantah oleh Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

    Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

    Nasional
    Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

    Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

    Nasional
    Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

    Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

    Nasional
    Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

    Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

    Nasional
    Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

    Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

    Nasional
    Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Nasional
    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Nasional
    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Nasional
    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Nasional
    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Nasional
    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Nasional
    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com