Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bom untuk Pemerintah, Polisi, dan TNI di Papua

Kompas.com - 30/09/2012, 17:54 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua bom siap ledak ditemukan di posko sekretariat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Jayawijaya, Papua. Bom tersebut diduga ditargetkan untuk meledakkan beberapa tempat di Papua. Sasarannya adalah Kepolisian Resor Jayawijaya, komando distrik militer (Kodim), batalyon, Jembatan Baliem, dan kantor kelurahan di Papua.

"Hasil lidik sementara infonya akan meledakkan secara serentak dengan sasaran Polres, kodim, batalyon, Jembatan Baliem, dan kantor kelurahan di samping kediaman Kapolres Jawijaya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar melalui pesan singkat, Minggu (30/9/2012).

Saat ini kepolisian masih memeriksa saksi-saksi untuk pengembangan lebih lanjut. Boy menjelaskan, penemuan dua bom tersebut diduga terkait kasus ledakan di kantor DPRD Wamena, 1 September 2012, dan pos lalu lintas Wamena pada 18 September 2012.

"Saat ini dilakukan pengembangan. Kemungkinan kelompok ini terkait dengan kasus dua ledakan sebelumnya dalam September, yaitu kantor DPRD Wamena dan pos lantas," terang Boy.

Seperti diberitakan, dalam penggeledahan di posko KNPB, di Kampung Honai Lama, Sabtu (29/9/2012), ditemukan sebuah bom pipa dan bom botol beserta detonatornya. Penemuan bom tersebut berawal dari ditemukannya bahan peledak di kediaman Pilemon Elosak, Wamena, Jayawijaya, Papua, Jumat (28/9/2012). Saat penggeledahan polisi menemukan tiga serbuk bahan peledak dalam plastik hitam dan satu buah detonator dari alumunium.

Dari keterangan Pilemon, beberapa bahan peledak juga disimpan di posko KNPB di Kampung Abusa, Elabukama, dan Honai Lama. Setelah itu barulah polisi menggeledah posko KNPB di Honai Lama itu. Dalam penggeledahan tersebut, polisi juga menyita benda tajam dan barang-barang yang diduga terkait kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan KNPB, seperti 3 ikat panah, 3 busur, 1 pucuk senapan angin, 8 bilah parang, 2 bilah kapak, 1 baret petapa warna biru, 1 keping CD Papua Merdeka, 1 buah bendera bintang kejora, satu buah stampel KNPB, dan 10 buah kartu tanda pengenal KNPB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Nasional
PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

Nasional
Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com