Dialog antara Forum Kebangsaan: Indonesia Memilih Pemimpin dan Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Kamis (13/9) siang di Kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta, berlangsung gayeng
Para aktivis Forum Kebangsaan: Indonesia Memilih Pemimpin (FKIMP) terdiri atas Burhanuddin Muhtadi, Garin Nugroho, Teten Masduki, Komarudin Hidayat, J Kristiadi, Endah, Mariza Hamid, dan Tunggal Pawestri.
Kegalauan akan tingkat partisipasi pemilih pada tiga pemilu terakhir diungkapkan Burhanuddin yang juga peneliti pada Lembaga Survei Indonesia. Penurunan partisipasi pemilih itu mengindikasikan, masyarakat makin menjauh dari parpol.
”Jika kecenderungan ini bergerak linier, pada Pemilu 2014 diperkirakan partisipasi pemilih sekitar 50 persen. Ini bahaya bagi konsolidasi demokrasi ke depan,” katanya.
Budayawan dan sineas Garin Nugroho mengungkapkan, pada era baru kontestasi politik 2014, pemilik dan pelaku bisnis media terjun dan mewarnai kancah politik. Kondisi itu hampir dipastikan akan mengubah pola komunikasi politik ke publik. Kekhawatiran yang muncul, komunikasi politik di ranah publik akan dikuasai kelompok tertentu tanpa dasar etik yang baik. Akibatnya, calon-calon pemimpin yang baik tidak akan muncul karena mereka tidak punya akses ke media.
Teten Masduki mengungkapkan kerisauannya atas perkembangan demokrasi politik, yakni masyarakat seperti tidak percaya lagi dengan politik. Hal itu terutama jika dikaitkan dengan kesejahteraan ataupun kebijakan umum, juga keprihatinan akan politik uang.
Didampingi Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo, Ketua DPP Bidang Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri Andreas Hugo Pareira, Ketua Bidang Pemuda Maruarar Sirait, dan Wakil Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, Megawati bicara satu setengah jam lebih mengenai banyak hal tentang negara dan bangsa ini. ”Megawati semakin matang dan komunikatif,” ujar Komarudin Hidayat seusai pertemuan.
Megawati mengharapkan jangan disamaratakan (gebyah yuah) terhadap semua partai politik yang sering dikatakan tidak dipercaya lagi oleh rakyat.
”Orang mau ribu-ribut calon (presiden), monggo. Saya akan konsolidasikan partai saya. Saya buktikan bahwa rakyat bisa diorganisasi. Mereka punya kekuatan untuk mengorganisasi dirinya,” katanya.