Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Wasiat Ledakan Beji Berisi Mencari Ridho ke Surga

Kompas.com - 09/09/2012, 16:50 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Surat wasiat yang ditemukan dari tempat terjadinya ledakan di Beji, Depok, Jawa Barat, berisi mengenai pesan pada seorang ibu, istri dan anaknya bahwa terduga teroris sedang mencari ridho Allah ke surga. Nama yang tertera dalam surat tersebut masih belum diungkapkan oleh Kapolri, Kepala BNKT dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan keamanan (Menko Polhukam).

"Inti surat wasiat di Beji itu isinya adalah wasiat kepada ibu, istri dan anak terduga pelaku ledakan sedang mencari ridho Allah di surga," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irsyad Mbay di Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Minggu (9/9/2012).

Mengenai nama persis pembuat surat wasiat tersebut, Mbay masih enggan mengungkapkannya pada media. Hal tersebut juga berlaku pada nama ibu, istri dan anak terduga pelaku peledakan yang tidak diungkapkannya. Pihak BNPT, terangnya, masih mendalami isi surat wasiat tersebut.

Menko Polhukam DJoko Suyanto juga bernada serupa, yakni masih terus mendalami perihal surat wasiat yang disebutkan Mbay yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Menurut pengakuan Kapolri Jenderal Timur Pradopo, surat wasiat tersebut masih diperiksa di laboratorium. Dia belum bisa merinci keadaan surat tersebut, utuh atau hancur sehingga perlu dilakukan penyelidikan di laboratorium.

"Surat wasiat itu masih sedang diteliti di laboratorium. Masih dibutuhkan waktu untuk pembuktian lebih lanjutnya. Surat wasiat juga akan diteliti di laboratorium forensik kok," jelas Timur.

Surat wasiat tersebut ditemukan pada Sabtu (8/9/2012) malam, saat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan olah TKP di lokasi ledakan. Selain surat wasiat, Densus juga menemukan sejumlah barang bukti berupa tiga granat nanas, manggis, dan asap, satu senjata api berjenis bareta dengan 17 butir peluru, 2 senjata enggran jenis serbu dalam bentuk masih rangkaian, satu alat peredam senjata, 50 butir peluru kaliber 9,9 mm, 30 butir peluru 2,2 mm buatan pindad.

Di lokasi juga ditemukan 5 buah baterai 9 volt,1 laptop, 1 telepon genggam, 6 switching dalam rangkaian, 6 buah paralon 1/4 inc sudah terisi peledak, bahan peledak jenis serbuk potassium, HP ledak, detonator elektrik, dan kabel serabut tunggal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com