JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerangan, pembakaran, dan pembunuhan terhadap warga Syiah di Sampang, menunjukkan negara gagal melindungi warga. Aparat keamanan harus menangkap pelaku penyerangan, dan aktor intelektual dari penyerangan tersebut.
Hal itu disampaikan pendiri Institut Kebajikan Publik, Usman Hamid, di Jakarta, Senin (27/8/2012). "Bahkan, negara memberikan persetujuan secara diam-diam terhadap aksi penyerangan tersebut," katanya.
Persetujuan diam-diam terhadap aksi penyerangan terhadap warga Syiah itu, lanjut Usman, terlihat dari tidak adanya upaya negara melindungi warga.
Selain itu, tokoh Syiah Tajul Muluk dikriminalisasikan, sehingga kriminalisasi itu dapat menjadi pembenaran untuk penyerangan terhadap warga Syiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.