TVRI semakin redup karena hidupnya hanya bergantung pada subsidi yang tahun 2012 hanya Rp 715 miliar. Dari jumlah itu, Rp 400 miliar di antaranya untuk membayar gaji karyawan.
Hari ini, 24 Agustus 2012, TVRI berulang tahun ke-50. Bagaimana TVRI ke depan?
Menurut saya, TVRI harus diberdayakan karena keunggulannya: aset yang besar. Ada 1 stasiun televisi pusat di Jakarta dan 27 stasiun televisi daerah serta jaringan penyiaran yang terdiri dari 376 satuan transmisi di seluruh Indonesia. TVRI juga memiliki modal dasar SDM yang andal.
Harus ada political will dari pemegang kekuasaan negeri ini: pemerintah dan DPR, dengan pertanyaan, masihkan kita memerlukan TVRI? Kalau jawabannya ”ya”, ada tiga hal besar yang harus dibenahi.
Pertama, visi dan misi. TVRI harus menjadi televisi publik,
Kedua, pembenahan manajemen dan SDM agar mampu bersaing. Orang muda harus lebih banyak dilibatkan dalam penyusunan program dan produksi.
Ketiga, TVRI dan kelak kalau berdasarkan UU Penyiaran yang baru disatukan dengan RRI, menjadi RTRI—Radio Televisi Republik Indonesia—harus ada dukungan dana yang mencukupi. Di depan Komisi I DPR, saya pernah menyebut Rp 5 triliun setahun sebagai dana awal untuk TVRI dan RRI. Dana sebesar itu untuk perbaikan peralatan, investasi peralatan digital, memproduksi acara berkualitas dan memperbaiki kesejahteraan.
Manajemen harus bisa mengelolanya sehingga dari tahun ke tahun jumlah itu berkurang dan akhirnya dalam lima tahun harus bisa mandiri.
Dirgahayu TVRI. Maju terus menyongsong masa depan.