Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam: Tak Mudah Temukan Pelaku Penembakan di Papua

Kompas.com - 23/08/2012, 15:04 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk menyeret pelaku tindak kekerasan di Papua ke meja hijau. Aparat keamanan telah bekerja keras mengejar pelaku tindak kekerasan. Kendati demikian, Djoko, yang juga mantan Panglima TNI, mengatakan, tak mudah menemukan pelaku tindak kekerasan di Papua.

"Jangan bayangkan medan di Papua seperti di Sukabumi atau Jakarta," kata Djoko seusai menggelar rapat koordinasi bidang polhukam di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (23/8/2012).

Sejauh ini, pemerintah baru berhasil menangkap empat pelaku penembakan di Papua. Menurut Djoko, keempat orang tersebut telah dibawa ke pengadilan.

Berbagai aksi kekerasan, termasuk penembakan, terus terjadi di Papua. Sejak 2009 hingga pertengahan 2012, aksi kekerasan di Papua telah menelan 41 korban, baik sipil maupun aparat keamanan. Khusus tahun 2011-2012, korban warga sipil mencapai 26 orang dan aparat 14 orang.

Pada akhir awal Desember 2012, dua anggota Brigade Mobil dari Markas Besar Polri tewas dalam penghadangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Wandegobak, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.

Pada 8 April 2012, pesawat perintis jenis Twin Otter milik PT Trigana Air ditembaki orang tidak dikenal saat hendak mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya. Lerion Kogoya (35), wartawan Pasific Post, tewas tertembus peluru di lehernya. Sementara empat orang lain mengalami luka-luka, yaitu kapten pilot Beby Astek (40), kopilot Willy Resubun (30), serta dua penumpang, Yanti (30) dan P Korwa (4).

Pada tanggal 29 Mei 2012, seorang turis warga negara Jerman, Dietmar Pieper (55), ditembak orang tak dikenal saat sedang berwisata di Pantai Base G, Jayapura, Provinsi Papua.

Selanjutnya, pada 5 Juni 2012, orang tak dikenal menembak satu anggota TNI dan dua warga sipil di dekat kantor pemerintahan daerah di Jayapura, Papua. Ketiganya adalah Pratu Frengky Kung (24) serta dua warga sipil, yaitu Ikbal Rivai (22) dan Hardi Jayanto (22).

Pada 6 Juni 2012, seorang PNS Kodam Cenderawasih, Arwan Apuan (40), roboh ditembak orang tidak dikenal. Masih pada tanggal yang sama, seorang anggota Yonif 756 Pratu Ahmad Ruslan tewas dikeroyok di kawasan Honai Lama, Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Pratu Ruslan tewas setelah ditusuk warga setempat.

Aksi ini mendorong aksi balasan dari rekan-rekan Ruslan. Pada aksi balasan tersebut, 1 orang tewas dan 17 lainnya luka-luka.

Pada 7 Juni, anggota Kepolisian Sektor Angkaisera, Kabupaten Yapen, Papua, Brigadir Laedi, ditembak. Kejadian ini terjadi di sekitar Polsek Angkaisera.

Kemudian pada tanggal 10 Juni 2012, lagi-lagi seorang warga sipil, Tri Surono (35), asal Ngawi, Jawa Timur. Tri Surono ditembak orang tidak dikenal di halaman FKIP Universitas Cenderawasih (Uncen), Kelurahan Kota Baru Distrik Abepura, kota Jayapura.

Selanjutnya, pada 1 Juli 2012, sekelompok orang menembaki iring-iringan rombongan Danyon-431 Kostrad Letkol Inf Indarto, dan menyebabkan Kepala Kampung Sawytami, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Johanes Yanafrom (30) tewas. Sebelum penembakan, kelompok separatis bersenjata tentara pembebasan nasional/organisasi papua merdeka (TPN/OPM) dilaporkan menghadang kendaraan patroli Yon 431 Kostrad, saat hendak melintasi kawasan Sawi Tami, Kecamatan Wembi, Kabupaten Keerom, perbatasan RI-PNG.

Kemduian, 17 Agustus 2012 penembakan juga terjadi di Distrik Obano, Kabupaten Paniai. Penembakan yang dilakukan orang tak dikenal itu menewaskan Mustafa (22), penjaga kios di pasar Distrik Obano.

Pada 18 Agustus 2012, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Sarmi Ayub Notanubun (52) juga tewas ditembak orang tak dikenal di perbatasan Republik Indonesia dan Papua Nugini.

Sehari kemudian, pada 19 Agustus 2012, dua karyawan PT Putra Dewa tewas dianiaya oleh orang tak dikenal di Kampung Watiyai, Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai, Papua. Di hari yang sama, seorang pegawai Kantor Otoritas Bandara Wilayah X Papua, Vian (24), ditembak oleh seorang lelaki yang belum diketahui identitasnya di Jalan Husen Palela, Merauke. Korban mengalami luka tembak di bagian atas telapak kaki kirinya.

Selanjutnya apda 21 Agustus, anggota Polres Paniai Brigadir Yohan Kisiwaitouw tewas ditembak di lapangan terbang (lapter) Enarotali, Kabupaten Paniai.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com