Jayapura, Kompas
Menurut keterangan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi Johannes Nugroho Wicaksono, Jumat (17/8), penembakan itu terjadi pada Kamis pukul 20.15 di pasar Obano, Kabupaten Paniai. Daerah ini terletak di kawasan Pegunungan Tengah Papua.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun polisi, malam itu dua warga, yaitu Ahiar (25) dan Mustafa (22), sedang bermain catur di dalam rumah seorang warga. Tiba-tiba pelaku masuk dan menembaki mereka.
Satu tembakan mengenai telapak tangan kiri Ahiar. Adapun tembakan lainnya mengenai tenggorokan dan tembus ke tengkuk Mustafa.
Mustafa sempat dilarikan ke puskesmas setempat dan dirawat. Namun, karena terluka parah ia kemudian meninggal dunia.
Dihubungi terpisah, Direktur Yayasan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat Hanock Pigai mengatakan, Mustafa sebenarnya tengah menjaga kios milik warga lain yang saat itu sedang berlibur ke Sulawesi. Distrik Obano terletak di seberang Kota Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai.
Kedua kota itu dipisahkan dengan Danau Paniai. Kondisi geografis itu cukup menghambat proses evakuasi jenazah Mustafa ke Enarotali.
”Jumat pagi, korban dibawa
Saat ini situasi di kota itu aman dan kondusif. Polisi masih terus menyelidiki kasus penembakan itu seraya mengejar pelaku.
Sebelumnya, pada Kamis pagi bus pengangkut petugas keamanan milik PT Freeport Indonesia ditembaki oleh orang tak dikenal saat melintas di Mil 40.
Menurut Juru Bicara PT Freeport Indonesia Ramdani Sirait, bus itu tengah mengangkut
Sejak tahun 2009 penembakan oleh orang tak dikenal berulang kali terjadi di jalur penghubung antara Timika dan Tembagapura. Sejak Januari 2012, setidaknya telah terjadi dua kali penembakan di jalur itu.
Dalam penembakan-penembakan itu setidaknya dua karyawan PT Freeport Indonesia tewas dan dua warga sipil dari Kampung Nayaro luka-luka.
Hingga saat ini polisi belum berhasil mengungkap siapa pelaku rangkaian penembakan tersebut. Salah satu faktor yang selalu dijadikan alasan sulitnya mengungkap penembakan adalah kesulitan medan.