Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Ingatkan Manusia ke Akar Kehidupan ...

Kompas.com - 15/08/2012, 17:46 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Antropolog Pater Dr Gregorius Neonbasu berpendapat, makna mudik bagi umat muslim adalah sesuatu yang luhur dan terpuji. Tradisi mudik mengingatkan manusia untuk kembali ke akar kehidupanya.

"Secara budaya, mudik adalah gerakan kembali ke kampung halaman dan itu merupakan sesuatu yang luhur dan terpuji, karena setiap orang diingatkan untuk kembali ke akar kehidupanya yang sangat hakiki," kata rohaniawan Katolik itu di Kupang, Rabu (15/8/2012), ketika dimintai komentarnya soal mudik dalam perspektif antropologi sosial dan budaya.

Dia menjelaskan, dalam perspektif budaya, mudik adalah sebuah tren untuk mengingatkan orang akan dasar kehidupan setiap manusia pada keluarga, orang dekat, leluhur dan tanah kelahiran atau tanah asal.

"Pekerjaan yang serba menyenangkan di kota selalu tidak menjadi alasan bagi warga untuk kembali ke kampung asal dan tempat dari mana mereka memperoleh inspirasi untuk menyusun strategi hidup baru," katanya.

Sementara secara antropologis, katanya, mudik ini berkaitan dengan tata kehidupan manusia bahwa seusai sebuah perjuangan, dalam hal ini selama puasa Bulan Ramadhan, warga berduyun-duyun pergi ke tempat asal untuk merayakan pesta kemenangan bersama keluarga dan handai taulan.

"Jadi gerakan kembali ke tempat asal merupakan sebuah tren antropologis untuk pergi berjumpa dengan sumber kehidupan yang selama ini menopang kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat luas," katanya.

Perjuangan untuk kembali ke tempat asal atau gerakan pulang kampung ini tidak saja dilihat dari faktor kesulitannya, melainkan harus ditempatkan pada suasana bagaimana warga berjuang untuk dapat mengatasi berbagai kesulitan yang muncul selama hari-hari mudik.

"Perasaan selalu ada dalam hati dan budi warga untuk pergi dari keramaian agar bisa berjumpa dengan akar kehidupan yakni keluarga dan leluhur," katanya.

Nilai yang sering mengemuka dalam menghadapi suasana mudik ini adalah kesabaran untuk saling memperhatikan dengan sikap yang tulus dan ikhlas, walau sering terjadi sesuatu bentrokan yang tidak diinginkan, katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

    Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

    Nasional
    Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

    Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

    Nasional
    Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

    Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

    Nasional
    Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

    Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

    Nasional
    Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

    Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

    Nasional
    Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

    Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

    Nasional
    Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

    Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

    Nasional
    Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

    Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

    Nasional
    Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

    Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

    Nasional
    KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

    KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

    Nasional
    24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

    24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

    Nasional
    Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

    Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

    Nasional
    Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

    Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

    Nasional
    Momen Jokowi dan Iriana 'Nge-vlog', Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja  Pagi-pagi

    Momen Jokowi dan Iriana "Nge-vlog", Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja Pagi-pagi

    Nasional
    Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

    Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com