Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu akan Gagal Tanpa Melibatkan Masyarakat

Kompas.com - 12/08/2012, 20:53 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) diminta membuka diri seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam mencegah pelanggaran atau melaporkan pelanggaran terkait Pemilu.

Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilihan untuk Rakyat (JPPR), Yusfitriadi menilai, Pemilu akan gagal tanpa adanya partisipasi masyarakat. "Kegagalan Pemilu 2009 karena tidak melibatkan publik dalam prosesnya," kata Yusfitriadi dalam diskusi bertajuk "Kesiapan KPU, Bawaslu, dan Peran Partisipasi Masyarakat dalam Tahapan Verifikasi Partai Politik" di Jakarta, Minggu (12/8/2012).

Dia meminta KPU segera membuka pendaftaran pemantauan dengan menerbitkan pedoman teknis dan tata acara pemantauan Pemilu 2014. Peraturan pemantauan ini lah yang akan menjadi dasar bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi aktif dalam Pemilu, mulai dari tahap verifikasi partai politik.

Selain itu, Yusfitriadi meminta KPU membuka akses informasi terkait Pemilu kepada masyarakat. Selama ini, katanya, masyarakat banyak mengeluhkan sulitnya mengakses informasi dari KPU, seperti informasi soal daftar pemilih tetap (DPT).

Yusfitriadi juga mengatakan, penting untuk menciptakan pemahanan bagi masyarakat kalau Pemilu sebenarnya sudah dimulai sejak proses verifikasi administratif parpol dimulai, 11 Agustus 2012. "Bagaimana kemudian masyarakat bisa muncul partisipasinya kalau tahu Pemilu hanya waktu April 2014," ujar Yusfitriadi.

Proses verifikasi partai ini, katanya, menjadi proses penting yang menentukan kualitas wakil-wakil rakyat yang dihasilkan nantinya. "Ketika kita bicara politikus busuk, kotor, bajing loncat, berawal dri verifikasi Parpol. Ketika di awal sudah asal-asalan, kongkalingkong, bisa dipastikan banyak nambah politisi busuk," ujar dia.

Anggota Bawaslu, Nasrullah berjanji pihaknya akan melibatkan masyarakat yang lebih luas, termasuk media, dalam mengawasi proses pelaksanaan Pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com