Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto Mengaku Tak Bicarakan PON

Kompas.com - 09/08/2012, 20:52 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto mengaku tidak ada pembicaraan mengenai tambahan anggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau dalam pertemuan dengan beberapa orang di ruang Fraksi Golkar di lantai 12 Gedung Nusantara I DPR. Menurut Setya, pertemuan itu hanya membicarakan rencana acara DPP Partai Golkar.

"Enggak-enggak," kata Setya ketika ditanya apakah ada pembicaraan mengenai PON dalam pertemuan sekitar Februari.

Setya yang ditemui di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/8/2012), menjelaskan, ketika itu ia dan beberapa anggota Fraksi Golkar tengah makan siang di ruang fraksi. Gubernur Riau yang juga pengurus DPP Golkar Rusli Zainal lalu datang bersama beberapa stafnya. Menurut dia, Rusli meminta dirinya menjadi pembicara di acara DPP Golkar.

"Waktunya singkat, cuma 10 menit. Enggak sempet bicara apa-apa," kata Setya ketika dikonfirmasi perihal pengakuan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lukman Abas bahwa ada permintaan uang dari Setya.

Ketika bersaksi di Pengadilan Tipikor Pekanbaru, Riau, Lukman mengaku datang bersama Rusli Zainal untuk mengajukan proposal bantuan dana APBN untuk keperluan PON melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga senilai Rp 290 miliar. Proposal itu disampaikan Rusli kepada Setya.

Untuk memuluskan langkah itu, harus disediakan dana 1.050.000 dollar AS (sekitar Rp 9 miliar). Menurut Lukman, permintaan itu direalisasikan.

"Setelah pertemuan dengan Setya Novanto di DPR, saya disuruh menyerahkan uang kepada Kahar. Saya kemudian menemuinya di lantai 12. Namun, bukan dia yang menerima uang. Uang 850.000 dollar AS diserahkan oleh sopir saya kepada Acin, ajudan Pak Kahar, di lantai dasar Gedung DPR. Selebihnya 200.000 dollar AS lewat Dicky dan Yudi (dari Konsorsium Pembangunan Stadion Utama PON)," kata Lukman

Meski merasa difitnah, Setya mengaku tidak akan mengambil langkah apa pun. Bendahara Umum Partai Golkar itu juga tak mengerti mengapa dirinya dikaitkan dalam perkara itu.

Secara terpisah, Kahar mengatakan, usulan tambahan anggaran adalah kewenangan menteri, bukan gubernur. Selain itu, kata dia, anggaran untuk PON sudah disahkan sejak Oktober 2011. Kalaupun ada tambahan, baru bisa disahkan pada September 2012.

"(September) itu PON-nya sudah berakhir. Kalau (anggaran) sudah jadi undang-undang, enggak bisa diurus-urus lagi. Kalau perubahan bulan September. Kalau ada orang yang ngurus anggaran tidak dengan siklus itu, yah itu ngarang. Tidak mungkin ada dan tidak akan terjadi," kata Kahar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com