Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penetapan Tersangka Hartati Dinilai Prestasi Besar KPK

Kompas.com - 09/08/2012, 12:07 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penetapan pengusaha Siti Hartati Murdaya Poo sebagai tersangka dugaan suap dinilai prestasi besar Komisi Pemberantasan Korupsi di kepemimpinan jilid III. Pasalnya, KPK dinilai berani menyentuh lingkaran kekuasaan.

"Hartati itu luar biasa. Dia cukup power full. Itu prestasi besar karena keberanian KPK masuk ke orang yang selalu lengket dengan kekuasaan," kata anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Martin Hutabarat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Martin mengatakan, Hartati dikenal dekat dengan penguasa mulai sejak zaman kepemimpinan Soeharto di orde baru. Terakhir, Hartati menjadi kader partai penguasa, yakni Partai Demokrat dengan jabatan anggota Dewan Pembina.

"Dulu siapa yang anggap Hartati bisa kena? Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga," kata anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra itu.

Martin menambahkan, Hartati bisa terseret akibat kekuatan penyadapan KPK. Untuk itu, fraksinya bakal melawan rencana memperketat mekanisme penyadapan dalam revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Revisi itu akan dibahas di Komisi III DPR.

Seperti diberitakan, Hartati ditetapkan tersangka terkait dugaan suap kepada Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu. Hartati diduga memberi suap senilai Rp 3 miliar ke Amran terkait hak guna usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit PT Cipta Cakra Murdaya (PT CCM) dan PT Hardaya Inti Plantations (HIP) di Buol.

Pengacara Hartati, Patra M Zein, tetap membantah bahwa kliennya terlibat dalam penyuapan terhadap Amran. Menurut dia, berdasarkan keterangan saksi- saksi, terdapat fakta hukum yang menyatakan PT HIP tak pernah berusaha menyuap Amran terkait keberadaan perusahaan tersebut di Buol. "Faktanya, berulang kali gangguan keamanan terkait operasi perusahaan dan lahan perkebunan milik perusahaan," kata Patra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com