Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Presiden Tak Perlu Intervensi Polri dan KPK

Kompas.com - 05/08/2012, 22:18 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengatakan Presiden SBY belum terbilang perlu turut campur tangan perihal salah paham atau saling berebut kewenangan antara Polri dan KPK dalam menyelesaikan dugaan korupsi proyek silmulator SIM yang terjadi di Korps Lantas Polri sebesar 198,7 triliun.

"Masalah ini kan sudah jelas. Jalankan saja ketentuan yang berlaku. Tidak perlu mengajak dorongan pihak luar dan campur tangan dari siapa pun," kata Anas Urbaningrum saat acara buka puasa bersama di kediamannya, di Bilangan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (5/8/2012).

Anas berpendapat, salah paham yang terjadi antara Polri dan KPK apabila di intervensi hanya akan melahirkan kontroversi. "Intervensi ataupun campur tangan pihak luar (termasuk presiden) hanya akan melahirkan perdebatan panjang," ujarnya.

Ia mengatakan, hal semacam itu jangan terlalu dibahas di ruang publik. Sebab akan mengganggu substansi proses penegakan hukum.

Anas menegaskan, sesuatu yang sudah jelas aturannya tak perlu diperdebatkan lagi, termasuk perlu tidaknya presiden ikut campur dalam persoalan salah paham di tubuh Polri dan KPK terkait siapa yang paling berwenang mengurus kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM.

"Hal demikian jangan terlalu dibawa dan dibahas diranah opini publik. Justru yang meriah perdebatan opininya sehingga hanya akan mengaburkan substansi dalam penegakan hukum," kata Anas.

Terlebih, salah paham di tubuh Polri dan KPK jangan dimaknai dengan penggunaan istilah Cicak Versus Buaya seperti yang pernah terjadi di masa lalu dan jangan terlalu dibesar-besarkan.

Sebab pengalaman masa lalu itu terbilang kurang baik. "Memang ada cicak dan buayanya? Justru hal itu merupakan pengalaman masa lalu yang kurang baik sehingga yang terpenting bagaimana memetik hikmahnya," tutur Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

    Nasional
    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com